"Jadi, kompas kami hari ini dalam menentukan dukungan adalah Pak Jokowi," kata Grace usai menerima kunjungan Prabowo dan rombongan Partai Gerindra di Kantor DPP PSI, Jakarta, Rabu.
Grace mengatakan PSI tegak lurus dengan Jokowi karena pihaknya menginginkan pemimpin Indonesia selanjutnya melanjutkan program-program pemerintahan Presiden ke-7 RI itu.
"Sembilan tahun sudah dicurahkan untuk membangun tiang-tiang pancang pembangunan. Kalau nanti presiden selanjutnya tidak mau membangun di atas tiang pancang, maka kita akan buang energi, buang waktu, buang biaya," kata dia.
Grace belum membeberkan siapa bakal capres yang akan didukung PSI. Ia mengatakan bahwa masih ada mekanisme yang perlu dijalani sebelum mengumumkan secara resmi dukungan politik PSI pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Kapan akan diumumkan? Tunggu saja. Kita masih ada punya Kopdarnas (Kopi Darat Nasional) pada 22 Agustus mendatang," ucap Grace.
Namun begitu, ia menyebut Prabowo sebagai sosok yang memiliki komitmen untuk melanjutkan program pemerintahan Jokowi.
"Kami melihat ada niatan baik dari Pak Prabowo komitmen untuk melanjutkan apa yang sudah Pak Jokowi perjuangkan, dan itu tentunya membuat kami lega dan senang bahwa Indonesia ke depan akan cerah," ucapnya.
Lebih lanjut dalam pertemuan tersebut, PSI juga menyerahkan cenderamata berupa lukisan berbubuhkan tulisan "Indonesia Solid", lengkap dengan gambar Prabowo dan Jokowi sedang berpelukan.
"Lukisan itu inspirasinya dari bagaimana kita melihat pemilu yang lalu sangat terpolarisasi, tapi akhirnya bisa berakhir dengan sangat baik," imbuh Grace.
Dikatakan dia, lukisan tersebut menggambarkan sebuah keindahan apabila semua pihak berjalan bersamaan untuk kebaikan Indonesia.
"Pak Jokowi sebagai pemenang pemilu mau membuka diri. Pak Prabowo yang belum menang di Pemilu lalu, tetapi mau merendahkan dirinya masuk ke dalam kabinet Pak Jokowi untuk kebaikan Indonesia," sambung Grace.
Untuk diketahui, pendaftaran bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dijadwalkan pada 19 Oktober hingga 25 November 2023.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu pasangan capres dan cawapres diusulkan partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi syarat perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR, atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Saat ini, ada 575 kursi di parlemen, sehingga pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung partai politik atau gabungan partai peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.
Baca juga: Prabowo ajak PSI gabung Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya
Baca juga: Grace Natalie: Ada kesamaan antara PSI dan Prabowo
Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023