• Beranda
  • Berita
  • Kenali "postpartum depression" untuk pencegahan sejak dini

Kenali "postpartum depression" untuk pencegahan sejak dini

3 Agustus 2023 20:11 WIB
Kenali "postpartum depression" untuk pencegahan sejak dini
Ilustrasi ibu hamil (ANTARA/Pexels)

Mungkin ada faktor trauma terkait dengan nyeri trauma saat proses persalinannya

Dokter spesialis kandungan dan kebidanan dr. Ulul Albab, SpOG mengajak para ibu untuk mengenali gangguan depresi berat setelah melahirkan atau postpartum depression sehingga memungkinkan untuk melakukan pencegahan sejak dini.

"Tidak semua ibu itu happy saat melahirkan ini yang harus kita pahami bersama. Kalau kita lihat bahwa sebenarnya depresi postpartum merupakan tanda dari gejala depresi mayor," ujar dokter yang juga sekretaris jenderal Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu dalam diskusi daring, Kamis.

Postpartum depression adalah kondisi depresi berat yang terjadi pada 4-6 minggu setelah melahirkan, bahkan dapat terjadi hingga 1 tahun setelah melahirkan.

Kondisi postpartum depression bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti trauma saat persalinan, gangguan psikologis saat kehamilan, hingga berbagai masalah dalam hidup yang dapat mempengaruhi kondisi mental.

Baca juga: Resep hindari risiko depresi pasca-melahirkan

"Mungkin ada faktor trauma terkait dengan nyeri trauma saat proses persalinannya atau mungkin memang sebelum terjadinya kehamilan itu terjadi proses yang mempengaruhi faktor psikologisnya," kata Ulul.

"Atau ada masalah-masalah yang terjadi saat kehamilan mulai dari faktor ekonomi, hubungan dengan suami, hubungan dengan orang tua, atau tidak siap membesarkan anak karena terjadi (kehamilan) pada masa remaja," tambahnya.

Ibu yang mengalami postpartum depression akan mengalami depresi berat yang menyebabkan hilangnya ketertarikan dalam beraktivitas, mudah marah, gangguan nafsu makan dan tidur, agitasi fisik, tubuh melemah, merasa putus asa dan tidak berguna, sulit berkonsentrasi, bahkan yang terburuk yaitu berpotensi menimbulkan keinginan untuk bunuh diri.

Selain pada ibu, Ulul menjelaskan, kondisi postpartum depression juga dapat memberikan dampak kepada bayi berbagai aspek baik kognitif, psikologi, neurologi, dan motorik. Bayi juga akan menjadi lebih rewel sebagai respon untuk mencari dan mendapatkan perhatian ibunya.

Psikolog klinis dari Rumah Sakit UMMI Bogor, Nuran Abdat, M.Psi, yang turut hadir dalam diskusi tersebut memaparkan bahwa angka kejadian gangguan mental pada ibu di negara berkembang memiliki rata-rata terbobot 15,6 persen saat hamil dan 19,8 persen saat melahirkan.

"Untuk di Indonesia sendiri tercatat sekitar 22,4 persen ibu mengalami depresi setelah melahirkan," tambah Nuran yang juga berpraktik di Brawijaya Clinic Kemang.

Dia menyebutkan kondisi postpartum depression dapat diatasi dengan mengedukasi diri mengenai kondisi psikologis dan fisiologis saat kehamilan serta upaya menempatkan stressor dengan bijaksana.

Selain itu depresi berat juga bisa dicegah dengan melakukan latihan relaksasi seperti latihan pernapasan atau meditasi untuk menenangkan pikiran serta meningkatkan komunikasi dan kegiatan bersama pasangan.

Nuran juga menganjurkan untuk turut serta dengan kelompok dukungan ibu hamil guna mendapatkan wawasan terkait masa kehamilan dan setelah melahirkan.

Baca juga: Psikiater sebut "baby blues" yang tak tertangani bisa sebabkan depresi

Baca juga: Waspadai depresi yang mengintai ibu pasca melahirkan

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023