Yogyakarta (ANTARA News) - Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta melakukan penelitian pemanfaatan daun pandan laut (Pandanus tectorius) sebagai absorben logam kromium pada limbah cair industri penyamakan kulit.Daun pandan laut merupakan varietas daun pandan yang tumbuh di sekitar pantai.
"Industri penyamakan kulit merupakan salah satu industri yang proses limbahnya masih sering dipermasalahkan, karena dapat mencemari lingkungan di sekitarnya, baik melalui air, tanah maupun udara. Limbah cair adalah salah satu jenis limbah yang berasal dari industri tersebut," kata Ketua Tim Penelitian Dwi Hartanti, di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, limbah cair itu mengandung logam berat seperti kromium (Cr). Limbah Cr berasal dari pembuangan larutan Cromosol B dari proses tanning (penyamakan).
"Limbah Cr memiliki valensi enam yang mempunyai sifat karsinogenik jika terakumulasi dalam tubuh dan sangat beracun. Jika hal itu dibiarkan, maka limbah cair tersebut akan mencemari sungai maupun meresap ke tanah sehingga mempengaruhi kualitas air sumur warga," katanya.
Ia mengatakan Cr merupakan logam berat yang tidak dapat terurai secara alami, maka akan sangat berbahaya bagi manusia. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan absorben untuk logam berat.
"Absorben yang dapat dipakai adalah daun pandan laut. Selulosa pada tanaman itu merupakan senyawa organik yang mengandung gugus -OH yang terikat dapat berinteraksi dengan komponen absorbat melalui mekanisme pertukaran ion," katanya.
Menurut dia, absorben itu selain mudah dibuat juga murah karena bahan-bahannya mudah didapat. Daun pandan laut merupakan varietas daun pandan yang tumbuh di sekitar pantai.
"Daun tersebut biasanya dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat kerajinan. Namun, daun itu juga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai absorben untuk logam Cr dari limbah penyamakan kulit," katanya.
Ia mengatakan keunggulan dari pemakaian absorben dari daun pandan laut untuk mengolah limbah cair industri penyamakan kulit itu adalah pemanfaatan bahan alam yang belum dimanfaatkan secara maksimal selama ini.
Selama ini, daun pandan laut hanya dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tikar, padahal daun itu memiliki potensi yang besar untuk dijadikan absorben.
"Hasil penelitian memperlihatkan bahwa absorben dari daun pandan laut memiliki kadar air 9,3 persen. Dengan demikian hasil penelitian itu dapat dipakai untuk mengolah limbah cair industri penyamakan kulit," katanya.
Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013