PT Pupuk Kujang menjajaki kerja sama dengan Rize, perusahaan agroteknologi yang berbasis di Singapura, untuk menerapkan sistem budidaya yang ramah lingkungan.Para petani akan didampingi oleh para agronom dari Pupuk Kujang dan Rize untuk menerapkan sistem budidaya yang ramah lingkungan.
Koordinator Program Makmur PT Pupuk Kujang, Saiful Rohdian di Karawang, Jawa Barat, Selasa, mengatakan, melalui kerja sama tersebut Rize akan berperan menyediakan bantuan modal tanam untuk para petani peserta Program Makmur.
"Para petani akan didampingi oleh para agronom dari Pupuk Kujang dan Rize untuk menerapkan sistem budidaya yang ramah lingkungan,” katanya.
Baca juga: Pupuk Kujang harap pengawasan distribusi pupuk subsidi terus dilakukan
Ia menyampaikan Pupuk Kujang terus mengajak petani mengurangi emisi karbon di bidang pertanian sebab selain di wilayah perkotaan, wilayah perdesaan juga turut menyumbang emisi karbon yang dilepas ke atmosfer bumi.
Sesuai dengan dokumen Rencana Aksi Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Pertanian yang dikeluarkan Kementerian Pertanian, secara umum emisi karbon di wilayah perdesaan juga berasal dari aktivitas pertanian dan peternakan.
Dalam bidang pertanian misalnya, aktivitas budidaya padi turut melepas metana, nitrogen oksida dan karbon dioksida.
Berdasarkan penelitian yang dirilis Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 2016, sektor pertanian menyumbang 10 hingga 12 persen dari total gas rumah kaca antropogenik, yang terdiri dari gas N2O dan CH4.
Emisi karbon dari sektor pertanian ini diprediksi akan terus bertambah pada masa mendatang seiring dengan meningkatnya kebutuhan pangan, intensifikasi pertanian, dan penggunaan pestisida yang berlebihan.
“Untuk mengurangi tren itu, kami upayakan Program Makmur menciptakan sistem pertanian rendah emisi karbon sehingga lebih ramah lingkungan,” kata Saiful.
Baca juga: Pupuk Kujang: Stok pupuk di Jabar-Banten menumpuk jika ada El Nino
Menurut dia, dalam menciptakan sistem pertanian rendah emisi karbon sehingga lebih ramah lingkungan, perlu diterapkan sistem pertanian modern yang juga berorientasi ramah lingkungan.
Upaya tersebut selaras dengan Peraturan Presiden nomor 71 tahun 2011. Berdasarkan perpres itu, sektor pertanian harus menurunkan tingkat emisinya sebesar 8 Gg CO2eq.
Ia menyampaikan, ada beragam cara dan strategi untuk mengurangi emisi karbon di bidang pertanian, di antaranya melalui metode pemupukan berimbang, aplikasi pupuk organik dan biogas untuk menyerap emisi karbon, ada juga teknik penggunaan air irigasi secara berselang sehingga bisa menurunkan emisi karbon ke atmosfer dibanding penggenangan sawah secara terus menerus.
“Berbagai teknik pertanian ramah lingkungan akan kami terapkan ke seluruh petani binaan dan peserta program Makmur,” kata Saiful.
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023