Karena di era industri 4.0 saat ini SDM industri perlu beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi digital sebagai solusi dan upaya peningkatan daya saing
Pemerintah Indonesia dan Jepang terus berupaya meningkatkan kerja sama untuk membangun industri manufaktur berdaya saing, termasuk lewat pelatihan dan pendampingan SDM manufaktur agar bisa menerapkan teknologi digital atau industri 4.0.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Masrokhan lewat keterangan di Jakarta, Kamis, mengatakan kolaborasi di bidang penerapan teknologi digital itu meliputi program pelatihan dan pendampingan kepada tenaga kerja industri dan mahasiswa sejak tahun 2021 di Politeknik STMI Kemenperin dan PIDI 4.0, yang juga dikoordinasikan oleh Indonesia-Japan Business Network (IJBNet) dalam program Lean Monozukuri for Making Indonesia 4.0 (LEMMI 4.0).
“Dalam mendukung program Making Indonesia 4.0, IJBNet menjadi local coordinator yang bertugas melakukan pendekatan dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di Indonesia, di antaranya Kementerian Perindustrian melalui BPSDMI, ILMATE, PIDI 4.0, serta BRIN, dan pihak industri dalam program Lean Human Resource Development Program,” jelasnya.
IJBNet sendiri merupakan sebuah lembaga yang didirikan sejumlah pelaku industri pada tahun 2018 untuk menampung aspirasi dan gagasan para pelaku industri dan para pihak yang terkait dalam meningkatkan hubungan kerja sama bisnis dan teknologi antar kedua negara.
Masrokhan mengapresiasi IJBNet yang di tahun ini masih berfokus mengembangkan SDM industri melalui program kerja unggulan yang akan dikerjasamakan dengan Jepang.
“Karena di era industri 4.0 saat ini SDM industri perlu beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi digital sebagai solusi dan upaya peningkatan daya saing,” imbuhnya.
Secara umum, Indonesia dan Jepang berkolaborasi antara lain dalam percepatan pembangunan berkelanjutan dengan berbasis ekonomi hijau, industri hijau dan teknologi hijau, termasuk dengan mengakselerasi pengembangan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV).
Saat ini terdapat sejumlah kerja sama ekonomi Indonesia dan Jepang, antara lain Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), yang telah selesai proses General Review dan dalam proses finalisasi protokol perubahan.
Selain itu, ada pula kerja sama the New Manufacturing Industry Development Center (New MIDEC) yang memiliki dua pilot project, yaitu SME Development for Automotive Industry serta Mold and Dies for Machinery, Automotive and Electronics Industries untuk periode 2023-2028.
“Bentuk implementasinya antara lain melalui workshop New Lean Manufacturing for Making Indonesia 4.0 (New LEMMI 4.0), sebagai lanjutan program LEMMI 4.0 yang telah dijalankan pada tahun lalu,” tuturnya.
Kinerja perdagangan Indonesia dan Jepang menunjukkan tren peningkatan selama tiga tahun terakhir. Total nilai perdagangan Indonesia-Jepang pada tahun 2022 mencapai 42,03 miliar dolar AS, meningkat sebesar 29,25 persen dari tahun 2021 sebesar 32,5 miliar dolar AS. Adapun realisasi investasi dari Jepang pada tahun 2022 sebesar 3,56 miliar dolar AS atau meningkat 12,5 persen dibanding tahun 2022 sebesar 2,26 miliar dolar AS.
Baca juga: Kemenperin: Mamin perlu adopsi industri 4.0 hadapi tantangan global
Baca juga: PIDI 4.0 akselerasi digitalisasi di sektor industri otomotif
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023