• Beranda
  • Berita
  • BMKG: empat titik panas di Jambi bepotensi picu karhutla

BMKG: empat titik panas di Jambi bepotensi picu karhutla

11 Agustus 2023 17:41 WIB
BMKG: empat titik panas di Jambi bepotensi picu karhutla
Data dari BMKG Jambi terkait titik panas atau hot spot di Provinsi Jambi.(ANTARA/HO/BMKG)
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi mencatat ada empat lokasi titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen, yang berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Prakirawan BMKG Jambi Annisa Fauziah di Jambi, Jumat, mengatakan berdasarkan data satelit pada 1-10 Agustus 2023 di Provinsi Jambi ada 176 titik panas yang tersebar di sembilan kabupaten, dengan terbanyak di Kabupaten Tebo, Tanjung Jabung Barat, Sarolangun, dan Merangin.

Dari 176 titik panas tersebut, kata dia, ada empat titik di beberapa daerah yang berkemungkinan besar mengalami karhutla. 

Selama sepuluh hari terakhir ini 176 titik panas tersebut terpantau di Kabupaten Batanghari (19), abupaten Bungo (4), Kerinci (1), Merangin (24), Muaro Jambi (4), Sarolangun (34), Tanjung Jabung Barat (34), Tanjung Jabung Timur (9) dan terbanyak di Kabupaten Tebo ada 46 titik panas.

Baca juga: Titik panas sebagian besar berulang di tiap kemarau

Berdasarkan pantauan sensor modis (satelit Terra - Aqua), SNPP, NOAA, lanjut dia, di Provinsi Jambi selama Januari hingga Agustus 2023 terdapat 855 titik panas dengan terbanyak terjadi pada Juni (189), Juli (177), dan pertengahan Agustus ini sudah ada 176 titik panas.

Annisa mengatakan BMKG memperkirakan pada Agustus dan September merupakan puncak musim kemarau dan pengaruh El Nino lemah.

Provinsi Jambi diprediksi mengalami kekeringan dengan hari tanpa hujan yang panjang, namun demikian pada 15,16, dan 17 Agustus 2023 ada fenomena timbulnya awan awan hujan yang harus dibarengi dengan modifikasi cuaca oleh tim TMC. 

Baca juga: Titik api terbanyak, Pemkab Muarojambi gelar rakor karhutla
​​​​​

Baca juga: BNPB temukan 490 titik api penyebab karhutla di Provinsi Jambi


 

Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023