Yogyakarta (ANTARA News) - Mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Nur Lailatun Ni`mah, Tri Sulistyo, dan Lailatul Isnaini menginisiasi program pendidikan anak jalanan untuk mendukung pemerintah dalam mengentaskan warga miskin.Program itu adalah `Griya Edukasi Media Pendidikan Anak Raya (GEMPAR) Bidik Misi` sebagai usaha memutus rantai kemiskinan dari rakyat untuk rakyat. Program itu diusahakan oleh mahasiswa dan alumni penerima Bidik Misi dengan bantuan pemerintah,"
"Program itu adalah `Griya Edukasi Media Pendidikan Anak Raya (GEMPAR) Bidik Misi` sebagai usaha memutus rantai kemiskinan dari rakyat untuk rakyat. Program itu diusahakan oleh mahasiswa dan alumni penerima Bidik Misi dengan bantuan pemerintah," kata Tri Sulistyo di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, program itu menyediakan griya edukasi untuk belajar sekaligus griya (rumah usaha) sebagai media pendidikan untuk anak raya (anak jalanan) dalam mencetak generasi penerus bangsa yang cerdas (menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi) dan mandiri (ahli berwirausaha).
"Mahasiswa dan alumni penerima Bidik Misi mempunyai potensi untuk berperan dalam memutus mata rantai kemiskinan di Indonesia karena memiliki keahlian beragam. Mata rantai kemiskinan yang dimaksud adalah anak-anak jalanan yang selama ini belum mengenyam pendidikan," kata mahasiswa penerima Bidik Misi itu.
Lailatul Isnaini mengatakan, yang membedakan "GEMPAR Bidik Misi" dengan yayasan atau sekolah umum sejenis adalah anak raya akan belajar mata pelajaran sekolah mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB.
"Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan dari wirausaha yang tujuannya untuk mengasah kreativitas dan imajinasi mereka. Mereka kemudian diminta memilih bidang yang diminati untuk dikembangkan," katanya.
Menurut dia, karya-karya yang dihasilkan yang memiliki daya jual akan didistribusikan untuk dijual ke pasar. Hasilnya sebagian akan masuk ke kas "GEMPAR Bidik Misi" dan sebagian lagi akan diberikan kepada orang tua anak raya.
"Orang tua anak raya dari golongan `children on the street` dan `children of the street` yang benar-benar membutuhkan uang tersebut untuk ekonomi keluarga mereka. Dengan demikian, kedua pihak akan merasakan manfaatnya," katanya.
Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013