Seorang ibu rumah tangga bernama Maimunah (50) yang mengaku kabur meninggalkan rumahnya itu membawa serta anak-anaknya untuk mengosongkan rumah akibat kondisi sesak napas menimpa satu keluarga tersebut.
“Sekitar pukul 16.00 Wita tadi di hadapan saya sudah banyak asap, jarak pandang tidak kelihatan lagi,” ujar Maimunah Senin.
Dia juga mengaku pasrah meninggalkan rumahnya demi menyelamatkan anak-anaknya, ia tidak peduli jika kobaran api melahap rumahnya.
“Saya tidak melihat apa-apa lagi, saya hanya ingin menyelamatkan anak saya,” ucapnya.
Dia menyebutkan saat tengah hari dari pandangan jarak jauh, sudah terlihat asap membumbung di Ibu Kota Kalimantan Selatan itu.
Tepat pada pukul 15.30 Wita, posisi rumah korban dengan sumber api berada tepat di seberang jalan, saat itu angin kencang menyebabkan bara api merambat ke halaman rumah korban yang berjarak sekitar tujuh meter hingga akhirnya melahap tumpukan kayu di depan rumahnya. Pantauan ANTARA, sekitar empat rumah bertetangga cukup dekat dengan titik api karhutla dan kondisi lahan banyak yang hangus terbakar.
Baca juga: Angin kencang, kebakaran hutan dan lahan di Banjarbaru Kalsel meluas
Sementara itu, Satgas Karhutla BPBD Banjarbaru Alvian menyebutkan titik api cukup banyak sejak siang hari.
Dia mengungkapkan pada sore hari sekitar pukul 15.40 Wita seorang Ibu berteriak minta tolong di lokasi karhutla, ia mengaku cukup panik mencari sumber suara kemudian berusaha menenangkan seorang Ibu yang merupakan warga di TKP.
“Jika petugas terlambat, beberapa rumah sekitar bisa hangus terbakar,” ujar Alvian.
Alvian di lokasi juga membagikan beberapa kotak masker kepada empat rumah warga yang terdampak kobaran api dan kepungan asap.
Hingga pukul 20.00 Wita, titik api belum padam total dengan kondisi asap membumbung tinggi di sekitar langit Kota Banjarbaru.
Baca juga: 4,8 ton garam ditabur di langit Riau guna atasi karhutla
Pewarta: Tumpal Andani Aritonang
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023