Caracas (ANTARA News) - Venezuela, Selasa, meningkatkan keamanan dan menutup perbatasannya lebih cepat dari biasanya menjelang pemilihan presiden yang jatuh hari Minggu besok (14/4), setelah penjabat Presiden Nicolas Maduro mengklaim mantan para pejabat Amerika Serikat berencana membunuhnya.Pemerintah biasanya menutup perbatasan lebih dekat pada hari pemilihan.
Menteri Dalam Negeri Nestor Reverol mengatakan "pengawasan ketat" diberlakukan terhadap pergerakan-pergerakan di perbatasan darat dengan Kolombia dan Brazil yang berlangsung sampai pukul 10.30 GMT (17.30 WIB) Senin, satu hari setelah pemilihan presiden untuk menggantikan Hugo Chavez almarhum.
Pemerintah biasanya menutup perbatasan lebih dekat pada hari pemilihan. Pada pemilihan presiden Oktober lalu antara Chavez dan pemimpin oposisi Henrique Capriles, perbatasan-perbatasan itu ditutup sehari sebelum pemungutan suara.
Reverol mengatakan tindakan-tindakan itu dilakukan setelah badan intelijen menemukan "unsur-unsur yang meningkatkan kekerasan yang berharap akan menggunakan perbatasan wilayah kami untuk menciptakan suasana yang kacau."
Maduro, yang diunggulkan menang dalam pemilihan akhir pekan ini melawan Capriles, pekan lalu, mengklaim bahwa para tukang pukul Salvador telah memasuki negara itu sebagai bagian dari satu komplotan yang didukung dua mantan pejabat Amerika Serikat dan sayap kanan El Salvador untuk membunuh dia.
Reverol mengatakan operasi-operasi akan dilakukan"dalam bebwrapa jam mendatang" untuk menangkap para tersangka.
Presiden Salvador Mauricio Funes memerintahkan dilakukan satu penyelidikan apakah anggota parlemen sayap kanan Roberto D`Aubuisson terlibat dalam komplotan itu. D`Aubuisson terlibat dalam komplotan itu. D`Aubuisson menyebut tuduhan itu "satu kebohongan."
(RN)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013