Sederhana, ramah, dan murah senyum. Itulah kesan ketika berjumpa dengan sosok di balik rencana besar pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.IKN Nusantara juga dirancang ... sebagai model bagi pembangunan kota-kota di Indonesia.
Dialah Danis H. Sumadilaga, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN.
Danis memang salah satu sosok penting di balik pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur, sebuah ibu kota baru yang dibangun demi mencapai tujuan besar bangsa Indonesia pada tahun 2045.
Dalam percakapan hangat di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pria kelahiran Jakarta tersebut bercerita mengenai awal mula dirinya terlibat pembangunan IKN, yang dimulai di sektor perencanaan.
Ketika menjabat sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PUPR pada 2019, Danis mengemban tugas sebagai koordinator untuk penyiapan perencanaan bagi pembangunan IKN, seperti menggelar sayembara desain IKN dan hal-hal lainnya hingga menyiapkan desain pembangunan IKN.
Sebagai koordinator, dia juga bertugas untuk menyiapkan Satgas Perencanaan Pembangunan IKN dengan tujuan agar betul-betul ada satuan tugas yang fokus dalam mengoordinasi dan mengendalikan perencanaan pembangunan IKN. Setelah tugasnya sebagai Dirjen Cipta Karya selesai, ia kemudian menjabat sebagai Widyaiswara Ahli Utama.
Namun, ketika Menteri PUPR Basuki Hadimuljono kemudian membentuk Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN, Danis kemudian mendapatkan amanah sebagai ketua satgas tersebut. Tentu bukan tugas mudah, namun kelak bakal menorehkan tinta emas ketika ia bersama tim mampu menyelesaikan tanggung jawab besar itu.
Dengan adanya Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN dan Satgas Perencanaan Pembangunan IKN yang terbentuk sebelumnya, maka pada tahun 2021 pembangunan IKN Nusantara harus dimulai. Apalagi target pemindahan IKN secara bertahap dari DKI Jakarta ke IKN Nusantara sudah ditetapkan dimulai pada tahun 2024.
Saat itu seluruh Direktorat Jenderal Kementerian PUPR bahu-membahu menyiapkan perencanaan untuk pembangunan IKN karena pelaksanaan pembangunan harus dimulai. Hal menarik adalah penyiapan bendungan untuk IKN yakni Bendungan Sepaku Semoi dibangun lebih awal karena bendungan ini merupakan infrastruktur vital sebagai pemasok utama air baku bagi IKN.
Bendungan Sepaku Semoi dirancang dapat menyuplai kebutuhan air baku sebesar 2.500 liter/detik dengan rincian sebanyak 2.000 liter/detik dialokasikan untuk IKN Nusantara dan sisanya 500 liter/detik untuk Kota Balikpapan.
Pusat pertumbuhan baru
Pemerintahan Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin memiliki visi jangka panjang dan strategi besar untuk 2045. Dan, IKN Nusantara adalah salah satu visi dan strategi besar tersebut.
Selama ini perekonomian Indonesia sebagian besar masih berpusat di bagian barat yakni Jawa dan Sumatera dibandingkan Indonesia tengah dan timur sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung lebih berat di bagian barat.
Padahal jika Indonesia hendak menjadi negara maju, maka pertumbuhan ekonominya tidak bisa dalam kondisi status quo seperti di atas. Dengan demikian, dibutuhkan pusat pertumbuhan ekonomi baru dan masif, antara lain, dengan membangun IKN Nusantara.
IKN dirancang bukan hanya sebagai kota, namun juga memiliki sembilan wilayah pengembangan ekonomi. Wilayah pengembangan (WP) ekonomi pertama adalah Kawasan Inti Pusat Pemerintahan, kemudian terdapat WP IKN Barat, WP IKN Selatan, WP IKN Timur 1, WP IKN Timur 2, WP IKN Utara, WP Simpang Samboja, WP Kualoa Samboja, WP Muara Jawa.
Dari sembilan WP tersebut yang menjadi prioritas saat ini adalah KIPP IKN Nusantara. KIPP merupakan wilayah yang perlu disegerakan untuk dibangun untuk menggerakkan roda pemerintahan pusat di IKN Nusantara sebagai awal dari dimulainya kegiatan.
Pembangunan IKN Nusantara ditargetkan sampai dengan 2045 dengan harapan dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang memacu pertumbuhan ekonomi nasional agar lebih cepat lagi, terutama pemerataan ekonomi ke Indonesia tengah dan timur.
Sebagai titik pertumbuhan ekonomi baru, IKN Nusantara digerakkan oleh sektor industri-industri yang menjadi andalan pada masa depan seperti sektor energi baru dan terbarukan, pertanian modern, kawasan pariwisata sampai dengan pusat riset dan inovasi.
IKN Nusantara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru juga mengandalkan energi baru dan terbarukan serta konsep kota ramah lingkungan. Hal ini bertujuan agar IKN Nusantara tidak hanya menjadi kota yang bebas polusi dan ramah lingkungan, namun juga berkelanjutan di bidang efisiensi energi, mengingat konsumsi energi baru dan terbarukan lebih hemat dibandingkan energi fosil.
IKN Nusantara juga dirancang sebagai kota yang inklusif dan cerdas, yakni sarana dan prasarana infrastruktur di kota tersebut dirancang sebagai model kota bagi pembangunan kota-kota di Indonesia. Adapun sarana dan prasarana infrastruktur menggunakan teknologi pintar dan terkini seperti air bersih IKN bisa langsung diminum atau prioritas penggunaan transportasi publik menggunakan energi non-fosil.
Infrastruktur lainnya di IKN yang menjadi bukti konsep pembangunan kota inklusif dan pintar adalah multi-utility tunnel (MUT). MUT merupakan sarana infrastruktur berupa gorong-gorong di bawah tanah yang berfungsi untuk menampung jaringan kabel, pipa air, internet dan bahkan gas yang ditata serapih dan secermat mungkin.
MUT ini dapat menjadi model yang dapat diadopsi oleh kota-kota di Indonesia dalam pemasangan jaringan kabel dan perpipaan, sehingga ke depannya tidak ada lagi pemasangan jaringan kabel di udara yang dapat membahayakan masyarakat.
Indonesia Emas 2045
Pembangunan IKN merupakan kesempatan yang baik untuk menata kota sesuai dengan teori, aturan, dan sebagainya karena pembangunan kota betul-betul dimulai dari awal.
IKN didesain pelaksanaannya sampai 2045, yang diharapkan Indonesia menjadi negara emas atau negara maju karena pembangunan IKN bukan hanya pembangunan fisik, melainkan di situ ada transformasi kehidupan dan transformasi pekerjaan, terutama dalam hal pemanfaatan teknologi.
IKN juga merupakan sarana untuk pengembangan sumber daya manusia agar lebih berdaya saing, terutama dengan memanfaatkan bonus demografi karena 68 persen populasi Indonesia didominasi usia produktif.
Potensi tersebut merupakan kesempatan bagi bangsa Indonesia berubah lebih maju. Dan, IKN menjadi salah satu sarana menuju perubahan lebih baik itu, sejak Indonesia merdeka hingga tahun 2045, atau tepat 100 tahun Indonesia merdeka.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023