Ada kurang lebih 26 personel gabungan yang diterjunkan untuk mengendalikan dan memadamkan kebakaran
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menerjunkan tim gabungan untuk memadamkan dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah taman nasional pada sejumlah titik.
"Ada kurang lebih 26 personel gabungan yang diterjunkan untuk mengendalikan dan memadamkan kebakaran," kata Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani di Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu.
Tim gabungan tersebut terdiri dari petugas TNBTS, yang dibantu Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Ranupani, Desa Ngadas, dan Desa Argosari, serta TNI/Polri dan sejumlah unsur terkait.
Berdasarkan pemantauan Sistem Pengawasan Kebakaran Hutan dan Lahan (SiPongi), pada 18 Agustus 2023 terpantau beberapa titik api di kawasan TNBTS di blok Oro-Oro Ombo di bawah puncak Gunung Semeru.
Area yang terbakar tersebut, lanjutnya, masuk dalam Resor Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Wilayah Ranupani Lumajang. Petugas TNBTS melakukan pemantauan dan pengecekan langsung di lapangan dan ditemukan kebakaran di areal tersebut.
Baca juga: Kebakaran hutan di Gunung Semeru tersisa 2 titik api
"Vegetasi yang terbakar berupa alang-alang, semak, serasah, dan sebagian pohon cemara gunung," katanya.
Kemudian, lanjutnya, pada 19 Agustus 2023 petugas gabungan membuat penghambat api dan berhasil melokalisasi api agar tidak merembet ke Pangonan Cilik Ranu Kumbolo. Saat ini petugas gabungan masih berada di lokasi untuk melakukan pendinginan.
Selain itu petugas juga masih memastikan api telah padam di Oro-Oro Ombo serta melakukan pengecekan proses pemadaman api di lokasi sekitar Jambangan dan Keling. Tim kedua juga akan diberangkatkan untuk memperkuat tim awal.
"Pada Minggu akan dikirim tim kedua untuk memperkuat tim sebelumnya dalam melakukan pengendalian," katanya.
Untuk saat ini pihaknya masih melakukan proses identifikasi terkait penyebab dan luasan areal terbakar. "Kami mengimbau semua pihak untuk berhati-hati dan tidak membuat api di sekitar kawasan, mengingat saat ini kondisi cuaca sangat kering, dampak dari musim kemarau dan sebagian savana mengering akibat frost beberapa waktu lalu," katanya.
Baca juga: Fenomena embun upas muncul di kawasan Gunung Bromo Jatim
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023