Kutai Timur gandeng Sulbar kembangkan kakao

15 April 2013 23:08 WIB
Kutai Timur gandeng Sulbar kembangkan kakao
Ilustrasi. Kakao. (FOTO ANTARA/Irwansyah Putra)

Sebagai langkah awal kerjasama tersebut, Kutai Timur memesan dan membeli bibit kakao unggul sebanyak 108 ribu pohon untuk dikembangkan di dua kecamatan di Kutai Timur,"

Sangatta (ANTARA News) - Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur Kaltim Ir H Achmadi Baharuddin menyatakan, Kutai Timur sedang menjajaki kerjasama dengan menggandeng Pemkab Polewali Mandar (Polman) Sulawesi Barat (Sulbar) untuk program pengembangan perkebunan kakao.

Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur Ir H Acmhad Baharuddin, melalui Kepala Bidang Produksi, H Kasiyanto, ditemui di ruang kerjanya, Senin menjelaskan, mulai 2013 dijajaki suatu kerjasama pengembangan kakao dengan Kabupaten Polewai Mandar (Polman) Sulbar.

"Sebagai langkah awal kerjasama tersebut, Kutai Timur memesan dan membeli bibit kakao unggul sebanyak 108 ribu pohon untuk dikembangkan di dua kecamatan di Kutai Timur," katanya.

Sebanyak 108 ribu bibit kakao tersebut akan dikembangkan di dua kecamatan yakni Karangan 54 ribu pohon dan kecamatan Karangan juga 54 pohon bibit. Dua kecamatan tersebut akan menjadi percobaan bibit unggul jenis Sulawesi-1.

Kemudian untuk memesan 108 ribu bibit unggul dari Polewali Mandar (Polman) Pemkab Kutai Timur melalui Dinas Perkebunan telah menganggarkan dana sebesar Rp1.296 miliar melalui dana APBD II Murni Tahun Anggaran 2013.

Bibit unggul tersebut, menurut H Kasiyanto, rata-rata berusia 2 bulan dengan system sambung samping dan hanya dalam kurun waktu 16 bulan sudah berbuah alias produksi.

Pengembangan kakao unggul dengan system sambung samping menjadi unggulan Sulawesi Selatan sejak beberapa tahun dan telah berhasil dikembangkan oleh petani setempat dengan hasil yang sangat lur biasa.

Jika usia kakao biasa mulai berbuah pada umur 5 tahun, sedangkan kakao sambung samping ini sudah pada usia 16 bulan sudah mulai produksi.

Kita memilih bibit dari Polman karena beberapa alasan, yakni selama ini produksi kakaonya cukup sukses dan tahan terhadap serangan hama. Kemudian dari segi transportasi lebih dekat dari pulau Jawa dan Sumatera.

"Kerjasama nanti akan dilakukan dengan saling tukar informasi termasuk pelatihan dan magang masing-masing petani melalui kelompok-kelompok," ujarnya.

Pengembangan kakao sambung samping akan kita genjot di Kutai Timur dengan terus mendatangkan bibit kakao unggul dari Polman, yang berumur umur 2-3 bulan yang siap tanam. (KR-ADI/B012)


Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013