• Beranda
  • Berita
  • Akademisi: Perubahan iklim timbulkan kerentanan bagi ekosistem pesisir

Akademisi: Perubahan iklim timbulkan kerentanan bagi ekosistem pesisir

23 Agustus 2023 15:07 WIB
Akademisi: Perubahan iklim timbulkan kerentanan bagi ekosistem pesisir
Sejumlah anak mencari kerang dan ikan yang terjebak air laut surut di pesisir Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Minggu (16/7/2023). ANTARA/Sugiharto Purnama.

Menemukan pula berbagai dampak terhadap pemutihan karang

Akademisi dari Universitas Hasanuddin Jamaluddin Jompa mengatakan perubahan iklim dapat menimbulkan kerentanan bagi ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil karena menurunkan produksi ikan dan menenggelamkan daratan.

"Perubahan iklim adalah masalah global di mana tidak ada di antara kita yang bisa terhindar dari dampak perubahan iklim," ujar Jamaluddin yang juga Rektor Universitas Hasanuddin saat menggelar orasi ilmiah di Gedung BJ Habibie, Kompleks BRIN, Jakarta, Rabu.
 
Jamaluddin yang meraih penghargaan Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture dari BRIN menuturkan faktor-faktor perubahan iklim perlu diperhitungkan, khususnya untuk wilayah timur Indonesia.
 
Bagi Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau besar dan pulau-pulau kecil, imbuhnya, kenaikan permukaan laut yang secara jangka panjang bisa mengganggu ekosistem bahkan keberadaan pulau-pulau atau kawasan pesisir.
 
Beberapa daerah di sepanjang pantai utara Pulau Jawa kini menghadapi kenyataan tenggelam akibat kenaikan muka air laut tersebut.

Baca juga: BRIN: Perubahan iklim picu lonjakan hama wereng perusak padi

Baca juga: Bappenas berupaya tempatkan isu perubahan iklim dalam perencanaan

 
Selain itu, berbagai hasil penelitian menyimpulkan bahwa perubahan iklim berdampak pada peningkatan suhu permukaan laut, pengurangan oksigen di laut, serta pengasaman air laut.
 
"Para peneliti telah menemukan pula berbagai dampak terhadap pemutihan karang. Itu semua berkolerasi dengan populasi dan kesehatan ekosistem termasuk produksi ikan," kata Jamaluddin.
 
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa perubahan iklim juga menyebabkan gelombang laut yang semakin besar, angin dan arus yang secara tidak langsung mempengaruhi migrasi jenis ikan tertentu ke tempat yang lebih jauh.
 
Perubahan suhu air laut juga menyebabkan kematian ikan hasil budidaya, serta rusaknya habitat padang lamun, terumbu karang dan juga mangrove.
 
Menurut dia, semua itu berdampak kepada kesulitan nelayan dalam menangkap ikan yang berpindah atau turunnya produksi ikan di alam.
 
Dampak perubahan iklim terhadap perikanan budidaya juga semakin signifikan di sepanjang kawasan pesisir Indonesia. Perikanan budidaya, seperti tambak udang maupun tambak ikan dan budidaya rumput laut menjadi sumber nafkah sebagian besar masyarakat juga terpengaruh.
 
Sejumlah daerah melaporkan bahwa petani rumput laut terus mencari jadwal tanam dan spesies yang cocok dengan kondisi El Nino maupun La Nina.
 
Adanya pemanasan global memberikan dampak kepada struktur dan fungsi ekologi rumput laut karena rumput yang dibudidaya masyarakat mengalami perlambatan tumbuh dan mereduksi biomassa akibat iklim yang tidak menentu.
 
"Ini menunjukkan perubahan iklim sungguh merupakan konteks kerentanan bagi sistem komunitas pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia, bahkan dunia," pungkas Jamaluddin.

Baca juga: BMKG: Perubahan iklim berdampak rentannya ketahanan pangan

Baca juga: Suharso: Mulai banyak wilayah Indonesia yang terendam secara permanen

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023