• Beranda
  • Berita
  • Minyak jatuh di awal perdagangan Asia karena data ekonomi global lemah

Minyak jatuh di awal perdagangan Asia karena data ekonomi global lemah

24 Agustus 2023 08:29 WIB
Minyak jatuh di awal perdagangan Asia karena data ekonomi global lemah
Ilustrasi - Kilang minyak milik Lukoil di Sisilia, Priolo, Italia, 27 Oktober 2022. ANTARA/REUTERS/Antonio Parrinello/pri.

Minyak mentah berjangka Brent turun 27 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 82,94 dolar AS per barel

Harga minyak tergelincir di awal perdagangan Asia pada Kamis, karena lemahnya data manufaktur di negara-negara besar melebihi optimisme seputar penurunan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan.

Pasar juga mencari petunjuk mengenai prospek berapa lama suku bunga akan tetap pada level saat ini menjelang pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada simposium bank sentral di Jackson Hole, Wyoming, yang dimulai pada Kamis.

Minyak mentah berjangka Brent turun 27 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 82,94 dolar AS per barel pada pukul 00.02 GMT, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 31 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 78,58 dolar AS per barel.

Data manufaktur dari sejumlah survei indeks manajer pembelian (PMI) pada Rabu (23/8/2023) memberikan gambaran suram mengenai kesehatan perekonomian di seluruh dunia, sehingga meningkatkan kekhawatiran terhadap permintaan.

Jepang melaporkan penurunan aktivitas pabrik selama tiga bulan berturut-turut pada Agustus. Aktivitas bisnis zona euro juga menurun lebih dari perkiraan, khususnya di Jerman. Perekonomian Inggris tampaknya akan menyusut pada kuartal ini, dan terancam jatuh ke dalam resesi.

Aktivitas bisnis AS mendekati titik stagnasi pada Agustus, dengan pertumbuhan paling lemah sejak Februari.

Sementara itu, para pejabat Federal Reserve dan pembuat kebijakan dari Bank Sentral Eropa, Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Jepang akan mengadakan pertemuan di Jackson Hole di mana pembicaraan tentang suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama mungkin akan mendominasi meskipun terjadi penurunan tekanan inflasi.

Dari sisi pasokan, produksi minyak mentah Iran akan mencapai 3,4 juta barel per hari pada akhir September, kata menteri perminyakan negara itu seperti dikutip oleh media pemerintah, meskipun sanksi AS masih berlaku.

Para pejabat AS juga sedang menyusun proposal yang akan meringankan sanksi terhadap sektor minyak Venezuela, memungkinkan lebih banyak perusahaan dan negara untuk mengimpor minyak mentah, jika negara Amerika Selatan itu bergerak menuju pemilihan presiden yang bebas dan adil, menurut lima orang yang mengetahui rencana tersebut. .

Persediaan minyak mentah AS turun 6,1 juta barel dalam sepekan hingga 18 Agustus menjadi 433,5 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi para analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan penurunan 2,8 juta barel.

Baca juga: Minyak turun karena kekhawatiran permintaan lebihi penurunan stok AS
Baca juga: Minyak naik tipis di Asia karena pasar timbang permintaan lemah China
Baca juga: Harga minyak turun tertekan kekhawatiran terhadap permintaan China

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023