• Beranda
  • Berita
  • USS Freedom LCS-1 di Singapura bentengi "poros Asia"

USS Freedom LCS-1 di Singapura bentengi "poros Asia"

18 April 2013 13:27 WIB
USS Freedom LCS-1 di Singapura bentengi "poros Asia"
USS Freedom (LCS-1), kapal perang berteknologi stealth spesialis misi perang pesisir Angkatan Laut Amerika Serikat. (defense)

... menunjukkan kepada sekutu Amerika Serikat dan teman-teman yang berkomitmen untuk mempertahankan kehadiran kekuatan di kawasan itu untuk menjamin stabilitas... "

Singapura (ANTARA News) - USS Freedom (LCS-1), kapal perang Amerika Serikat yang dirancang untuk perang di daerah pesisir, tiba di Singapura, Kamis, guna "membentengi" penggelaran di Asia Tenggara, menggarisbawahi fokus strategi baru Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, di Asia.

Penggelaran USS Freedom terjadi pada saat Semenanjung Korea tegang, dan China mengklaim sepihak Laut China Selatan. Di sini China bersinggungan langsung dengan kepentingan empat negara ASEAN. 

Di Laut China Timur, China juga menghadapi hal serupa atas klaim kepemilikan Kepulauan Senkaku, dengan Jepang, yang notabene sekutu utama Amerika Serikat di kawasan Asia Timur. 

Para pejabat Angkatan Laut Amerika Serikat mengatakan, USS Freedom berlayar memasuki Pangkalan Angkatan Laut Singapura di Changi pada sekitar pukul 11.00 waktu setempat, sekutu lama Amerika Serikat di Asia Tenggara, selain Filipina dan Thailand. 

USS Freedom menjadi kapal perang pertama Amerika Serikat yang ditugaskan secara khusus dalam waktu cukup lama di Asia Tenggara dan sementara berpangkalan di Singapura. Secara resmi, kapal khusus pertempuran littoral ini akan terlibat dalam beberapa latihan perang bersama Amerika Serikat dengan negara-negara sekutunya.

Pakar keamanan regional, Ian Storey, mengatakan, penggelaran USS Freedom menandakan komitmen Washington menjamin kebebasan pelayaran di kawasan tersebut, yang merupakan tuan rumah beberapa jalur pelayaran tersibuk di dunia.

"Penyebaran ke depan kapal ini adalah bagian dari poros Amerika Serikat, menyeimbangkan kembali dari gerakan angkatan laut Irak dan Afghanistan yang mengarah ke Asia," kata Storey, seorang dosen tamu senior di Institut Studi Asia Tenggara di Singapura.

"Ini menunjukkan kepada sekutu Amerika Serikat dan teman-teman yang berkomitmen untuk mempertahankan kehadiran kekuatan di kawasan itu untuk menjamin stabilitas. Dalam istilah angkatan laut, juga mendasari komitmen AS untuk menjamin kebebasan perlayaran," katanya kepada AFP.

Tahun lalu, mantan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta, mengumumkan, Washington akan menggeser sebagian besar armada angkatan lautnya ke Pasifik pada 2020, sebagai bagian dari fokus strategi baru di Asia, di mana kekuatan China muncul.

China yang ekspansif dan ambisius, terlibat dalam sengketa maritim dengan empat negara Asia Tenggara - Brunei, Malaysia, Filipina dan Vietnam - atas klaim sepihak teritorial di Laut China Selatan.

Beijing mengklaim sepihak hampir seluruh Laut China Selatan. Manila dan Hanoi telah menjadi negara pengklaim yang paling vokal dalam mengritik China atas tuduhan beratnya dalam menegakkan klaim-klaimnya.

Washington mengatakan, pihaknya memiliki kepentingan di kawasan itu untuk menjamin kebebasan perlayaran.

"Kami berencana menghabiskan sebagian besar waktu kita di sini, di Asia Tenggara. Ini akan menjadi lingkungan USS Freedom untuk delapan bulan ke depan," kata Letnan Kolonel Timothy Wilke, komandan kapal perang littoral itu.

"Kami sangat ingin bekerja sama dengan angkatan laut regional lainnya dan berbagi praktek terbaik selama pelatihan, kunjungan pelabuhan dan operasi keamanan maritim."

(H-AK)


Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013