"Tentu saya mengapresiasi ketika kita bisa bekerja sama antara timnas dan klub Liga 1. Saya mengucapkan terima kasih kepada klub yang mau berkontribusi, karena kalau bicara Merah Putih harusnya kan sama-sama," kata Erick seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Menurut Erick, kerelaan klub-klub itu sangat berarti bagi PSSI dan pelatih Shin Tae-yong yang saat ini berhasil membawa timnas ke partai final kejuaraan tersebut.
Baca juga: Erick beri motivasi pemain timnas Indonesia U-23 jelang final AFF U-23
Dengan berbagai keterbatasan dan masalah yang sempat ada, timnas U-23 tetap berjuang untuk mengukir hasil terbaik. Timnas U-23 akan mengikuti ujian terakhir, yakni laga final melawan Vietnam pada Sabtu malam di Stadion Provinsi Rayong.
Timnas U-23 sempat dilanda polemik setelah Persija Jakarta menolak melepaskan Rizky Ridho dan PSM Makassar keberatan melepas Dzaki Asraf untuk membela timnas di ajang Piala AFF U-23. Kedua klub itu menegaskan bahwa tenaga para pemain yang dipanggil masuk timnas sangat dibutuhkan untuk membela klub dalam mengarungi Liga 1.
Pada akhirnya, baik Rizky dan Dzaki tidak dibawa pelatih Shin ke ajang tersebut. Sebagai gantinya, pelatih Shin membawa Muhammad Kanu dari Persis Solo dan Haykal Alhafiz dari PSIS Semarang.
Menurut sosok yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu, saat pihaknya memanggil pemain untuk memperkuat timnas, tentu hal itu telah dipertimbangkan masak-masak.
"Tak mungkin kami menarik 4-5 pemain dari satu tim (klub). Jadi kami batasi dua (pemain) karena kita tahu tim sedang berkompetisi. Tapi apapun pembicaraan yang ada, itu sudah lewat. Hari ini kita fokus pada final," pungkasnya.
Baca juga: Wapres minta timnas pertahankan strategi saat lawan Vietnam
Baca juga: Misi berat STY antar trofi perdana untuk Indonesia
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Roy Rosa Bachtiar
Copyright © ANTARA 2023