• Beranda
  • Berita
  • Bahlil: investasi energi terbarukan di ASEAN meningkat 240 persen

Bahlil: investasi energi terbarukan di ASEAN meningkat 240 persen

2 September 2023 13:46 WIB
Bahlil: investasi energi terbarukan di ASEAN meningkat 240 persen
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memberikan keterangan pers usai menjadi pembicara kunci dalam ASEAN Investment Forum (AIF) 2023 bertajuk "Investments for Sustainable Development" di Jakarta, Sabtu (2/9/2023). ANTARA/Benardy Ferdiansyah

Salah satu pilar penting dari pembangunan berkelanjutan adalah transisi energi

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut investasi untuk sektor energi terbarukan di ASEAN meningkat 240 persen di tahun 2022.

"Salah satu pilar penting dari pembangunan berkelanjutan adalah transisi energi. Peningkatan investasi di sektor energi terbarukan di ASEAN tumbuh positif, tahun lalu investasi baru di sektor energi terbarukan naik dan datanya cukup luar biasa sekali sebesar 240 persen di ASEAN," kata Bahlil saat menjadi pembicara kunci dalam ASEAN Investment Forum (AIF) 2023 bertajuk Investments for Sustainable Development di Jakarta, Sabtu.

AIF 2023 merupakan kegiatan sampingan dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN.

Kendati demikian, lanjut Bahlil, peningkatan investasi tersebut masih perlu terus didorong. Menurut analisis dari United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD,) ia mengungkapkan investasi untuk sektor energi terbarukan di ASEAN perlu naik hingga empat kali lipat atau sekitar 150 miliar dolar AS setiap tahunnya agar target transisi energi ASEAN tercapai.

"Kita mempunyai sumber daya alam tetapi kalau tidak cukup FDI (foreign direct investment) masuk untuk mendorong tentang investasi di bidang transisi energi akan susah untuk kemudian dapat kita wujudkan bersama-sama," kata dia.

Ia pun mencontohkan investasi untuk kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di ASEAN pada 2022 juga meningkat sangat pesat sebesar 570 persen.

"Capaian ini memang kerja keras dari semua negara-negara di ASEAN. Untuk Indonesia, saya mengambil contoh pada waktu kurun waktu 2020 sampai dengan 2023, kita sudah mampu berkomunikasi dan berkomitmen dengan investor. Khususnya FDI sebesar 42 miliar dolar AS lebih untuk ekosistem EV, ini untuk membangun ekosistem dari dulu ke hilir untuk baterai maupun mobil dan dua perusahaan besar yang bermain di ekosistem baterai mobil di Indonesia sekarang udah masuk LG (Energy Solution) sama CATL (Contemporary Amperex Technology Co. Limited)," tuturnya.

Dengan investasi kendaraan listrik yang meningkat tajam, ia menilai ASEAN mampu menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan dapat berjalan beriringan dengan transformasi ekonomi melalui hilirisasi sumber daya alam (SDA).

"Peningkatan pesat investasi ke sektor EV merupakan penegasan bahwa sudah bukan lagi saatnya investor datang untuk mengeruk kekayaan alam dan menguasai nilai tambah, sementara rakyat kita hanya menjadi penonton. Bukan saatnya lagi," kata Bahlil.

Ia juga menegaskan bahwa masa depan dunia saat ini juga ada di kawasan ASEAN. Menurutnya, hampir semua negara di ASEAN memiliki keunikan dan keunggulan komparatif.

"Negara-negara lain itu tengah maju duluan dan menurut pandangan saya itu masa lalu dari kebesaran dunia, namun masa depan dunia sekarang ada pada kawasan ASEAN. Ini penting saya mau sampaikan, sebab apa? sumber daya alam di negara ASEAN ini hampir semua negara memiliki keunikan dan keunggulan komparatif dan hari ini dunia membutuhkan itu," ujar Bahlil.

Baca juga: Pemerintah bangun 846 SPKLU guna kembangkan ekosistem EV
Baca juga: Menperin meminta Politeknik STMI Jakarta ikut kembangkan ekosistem EV

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023