• Beranda
  • Berita
  • BKPM: Investasi luar Pulau Jawa lebih tinggi 4,6 persen

BKPM: Investasi luar Pulau Jawa lebih tinggi 4,6 persen

4 September 2023 19:19 WIB
BKPM: Investasi luar Pulau Jawa lebih tinggi 4,6 persen
Menteri Investasi/ Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (ketiga kiri) dan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (keempat kiri), mengikuti rapat bersama Komisi VI DPR di Jakarta, Selasa (4/9/2023). ANTARA/Cahya Sari

Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut, investasi di luar Pulau Jawa pada semester I 2023 lebih tinggi 4,6 persen dibanding di Pulau Jawa yakni Rp345,9 triliun, sementara di Pulau Jawa sebesar Rp323,8 triliun.

 

“Luar Jawa lebih tinggi 4,6 persen ya, ini menunjukkan bahwa pemerintah membangun Indonesia sentris bukan Jawa sentris,” kata Bahlil di Jakarta, Senin.

 

Dalam rapat bersama komisi VI DPR RI, Bahlil mengatakan bahwa realisasi investasi di luar Pulau Jawa konsisten lebih besar dibandingkan Pulau Jawa, sejak 2020.

 

Situasi tersebut jelas Bahlil menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur di luar Pulau Jawa dilakukan secara masif pada periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo.

 

Pada 2020 investasi luar Pulau Jawa tercatat Rp417,5 triliun, lebih besar satu persen dibanding Pulau Jawa yakni Rp408,8 triliun. Sementara di 2021 selisih 4 persen yakni Rp468,2 triliun di luar Jawa dan Rp432,8 triliun di Pulau Jawa.

 

Peningkatan investasi di luar Pulau Jawa tersebut semakin tinggi di tahun 2022 yakni mencapai Rp636,3 triliun, atau lebih besar 5,4 persen dibandingkan di Pulau Jawa yakni Rp570,9 triliun.

 

Adapun Penanaman Modal Asing (PMA) pada semester I 2023 didominasi oleh negara Singapura dengan nilai investasi mencapai 7,7 miliar dolar AS, disusul Tiongkok 3,8 miliar dolar AS, kemudian Hongkong 3,5 triliun dolar AS, Jepang dan Amerika Serikat masing-masing 1,98 dan 1,6 miliar dolar AS.

 

Sementara penyumbang investasi terbesar pada semester I 2023, berasal dari sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya senilai Rp89 triliun, diikuti transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp79,1 triliun, pertambangan Rp71,4 triliun, perumahan kawasan industri dan perkantoran Rp58,3 triliun, serta industri kimia dan farmasi Rp48,1 triliun.

Pewarta: Cahya Sari
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023