Kepala BPBD Kabupaten Bangka, Ridwan dalam keterangan, Selasa mengatakan korban menyelamatkan diri dengan berenang untuk mendapatkan pertolongan ke kapal Singkep yang beraktivitas melakukan penambangan biji timah yang saat itu berada tidak jauh dari tempat kejadian perkara.
"Malikul Akbar berenang menggunakan alat keselamatan darurat jenis jeriken setelah kapal penangkapan ikan yang digunakan tenggelam di perairan Karang Kering Muara Air Kantung Sungailiat, pada Senin (4/9) pukul 23.00 WIB," jelas Ridwan.
Pada Selasa (5/9) pukul 06.00 WIB, pihak kru kapal Singkep kata Ridwan berhasil menghubungi keluarga korban menyampaikan kondisi Malikul Akbar yang selamat dari musibah bencana kapal tenggelam.
"Keluarga korban langsung melaporkan ke Pos Dit Polairud Polda Kepulauan Bangka Belitung, sekaligus untuk mendapatkan bantuan evakuasi korban," jelasnya.
Baca juga: Diduga kelebihan muatan, kapal PT Timah terbalik di perairan Bangka
Baca juga: Tim SAR gabungan temukan dua nelayan tenggelam dalam kondisi meninggal
Dalam membantu proses evakuasi Malikul Akbar yang dipimpin langsung Dit Polairud Polda Bangka Belitung, pihaknya menerjunkan sejumlah personel Unit Reaksi Cepat (URC), katanya.
"Saya ingatkan seluruh nelayan untuk mewaspadai kondisi cuaca di perairan penangkapan dari potensi ancaman gelombang pasang yang biasanya disertai angin kencang," kata dia.
Ridwan menyarankan nelayan yang melaut mencari ikan, selain mewaspadai potensi gelombang pasang, hendaknya juga tidak memaksa sendirian di laut serta mengupayakan saling berdekatan dengan nelayan yang lain sehingga dapat dengan mudah dan cepat jika mengalami kendala.
Baca juga: Tim SAR gabungan berhasil temukan nelayan yang tenggelam
Baca juga: BPBD imbau nelayan Bangka Belitung waspada cuaca ekstrem
Pewarta: Kasmono
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023