• Beranda
  • Berita
  • Dolar bersinar di awal Asia, sementara yen jatuh ke terendah 10 bulan

Dolar bersinar di awal Asia, sementara yen jatuh ke terendah 10 bulan

7 September 2023 09:13 WIB
Dolar bersinar di awal Asia, sementara yen jatuh ke terendah 10 bulan
Ilustrasi - Uang kertas dolar AS dan yen Jepang. ANTARA/Shutterstock/pri.
Penguatan dolar mendorong yen ke level terendah 10 bulan di awal sesi Asia pada Kamis, serta membuat euro dan sterling tetap berada di dekat posisi terendah tiga bulan.

Para investor menaruh kepercayaan mereka pada perekonomian AS yang masih tangguh bahkan di tengah prospek pertumbuhan global yang suram.

Greenback mencapai titik tertinggi baru di 147,865 yen di awal perdagangan Asia, tertinggi sejak November lalu.

Terhadap sejumlah mata uang, dolar terakhir menguat 0,05 persen pada 104,91, mempertahankan sebagian kenaikannya dari sesi sebelumnya setelah mencapai puncaknya dalam enam bulan di tengah berita bahwa sektor jasa-jasa AS secara tak terduga menguat pada Agustus.

Data yang lebih kuat dari perkiraan mendorong euro ke level terendah sejak Juni di 1,0703 dolar pada Rabu (6/9/2023), dengan mata uang tunggal terakhir melemah 0,03 persen pada 1,0723 dolar.

Sterling juga kehilangan 0,07 persen menjadi 1,24985 dolar, setelah juga mencapai titik terendah tiga bulan di 1,24835 dolar di sesi sebelumnya.

"Ini tentu saja merupakan hal yang baik ... jadi mereka yang memikirkan resesi (AS) dalam waktu dekat mungkin akan sedikit kecewa," kata Joseph Capurso, kepala ekonomi internasional dan berkelanjutan di Commonwealth Bank of Australia (CBA). "Namun, Beige Book... sebenarnya tidak terlalu bagus."

Pertumbuhan ekonomi AS tergolong moderat dalam beberapa pekan terakhir, pertumbuhan lapangan kerja lemah, dan inflasi melambat di sebagian besar negara, menurut laporan Federal Reserve yang diterbitkan pada Rabu (6/9/2023).

“Saya pikir apa yang sebenarnya mendorong dolar bukanlah karena perekonomian AS berjalan dengan baik, namun kinerjanya lebih baik dibandingkan negara lain.”

Perkiraan pasar menunjukkan peluang hampir 47 persen bahwa The Fed akan kembali menaikkan suku bunganya pada November, menurut alat CME FedWatch, meskipun terdapat ekspektasi bagi para pembuat kebijakan untuk mempertahankan suku bunganya pada akhir bulan ini.

Sebaliknya, Gubernur Bank Sentral Inggris (BoE) Andrew Bailey mengatakan pada Rabu (6/9/2023) bahwa bank sentral "lebih dekat" menuju akhir siklus kenaikan suku bunga, meskipun biaya pinjaman mungkin masih akan terus meningkat karena tekanan inflasi yang terus-menerus.

Pada hari yang sama, pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) memperingatkan investor bahwa keputusan untuk menaikkan suku bunga pada minggu depan masih belum jelas, namun kenaikan biaya pinjaman merupakan salah satu opsi yang ada.

"Mengejutkan melihat komentar-komentar dovish dari Gubernur Bailey... yang tentu saja membuat kita nyaman bahwa mereka hanya akan menaikkan suku bunga dua kali lagi," kata Capurso, mengacu pada BoE.

"Sedangkan untuk ECB, apa yang kami perhatikan adalah bahwa ada perbedaan nyata yang terjadi di antara berbagai anggota ECB, dan bagi saya ini menunjukkan bahwa Anda hanya akan mendapatkan satu kenaikan suku bunga lagi dari ECB."

Di Jepang, para pedagang terus mewaspadai intervensi karena yen yang rapuh kesulitan untuk membuat kemajuan terhadap dolar bahkan ketika para pejabat meningkatkan peringatan mereka terhadap aksi jual yen.

Mata uang Jepang terakhir dibeli pada 147,76 per dolar, setelah melemah melewati ambang batas 145 yang diawasi ketat selama hampir sebulan. Itu adalah level kunci yang mendorong intervensi pihak berwenang untuk mendukung yen tahun lalu.

"Intervensi verbal yen menimbulkan pertanyaan apakah intervensi nyata mungkin terjadi," kata ahli strategi pasar Saxo, Charu Chanana. "Seperti yang telah kita lihat di masa lalu, intervensi nyata hampir tidak membalikkan arah nilai yen secara berkelanjutan."

Dolar Australia turun 0,05 persen menjadi 0,63795 dolar AS, sedangkan dolar Selandia Baru turun 0,01 persen menjadi 0,5869 dolar AS, keduanya mendekam di dekat posisi terendah 10 bulan terakhir.

Angka perdagangan China akan dirilis pada Kamis, yang dapat memberikan tekanan lebih lanjut pada mata uang antipodean jika data menunjukkan pelemahan lebih lanjut di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Keduanya sering digunakan sebagai proksi likuid untuk yuan China. Yuan di luar negeri terakhir sedikit lebih rendah pada 7,3241 per dolar.


Baca juga: Dolar bertahan di Asia di tengah kekhawatiran pertumbuhan, yen rapuh
Baca juga: Dolar turun di Asia, pedagang bertaruh Fed selesai naikkan suku bunga

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023