Gunung Merapi Dapat Dipantau Lewat Internet

1 Juli 2006 18:43 WIB
Jakarta (ANTARA News) - Semua orang di dunia dapat ikut memantau perkembangan Gunung Merapi melalui internet setelah pembangunan menara berkamera "wireless" di Yogyakarta selesai dalam waktu dekat. "Saya dan sejumlah tim relawan sedang merintis penyambungan jaringan telekomunikasi di beberapa titik di Yogyakarta untuk memantau perkembangan gunung (berapi) teraktif di dunia itu," kata dosen Teknologi Komunikasi dan Konsultan Multimedia (Telematika) Indonesia, KRMT Roy Suryo Notodiprojo, di Jakarta, Sabtu. Menurut dia, saat ini proyek perintis itu sudah sampai pada tahap pembangunan dua menara di kawasan Kaliurang dan Kaliadem. Uji kelayakan dan evaluasi tempat pendirian menara juga telah dilakukan sebelumnya tetapi kamera wireless belum terpasang. Namun, satu menara yang telah dipasang di kawasan Kaliadem roboh terkena guguran larva pijar yang melanda wilayah itu beberapa waktu silam sehingga proyek tersebut terganggu. Rencananya, pada menara itu akan dipasang kamera "wireless" yang dihubungkan dengan jaringan internet sehingga hasil pantauannya dapat diakses langsung oleh masyarakat lewat internet. Dia mengatakan, proyek internet Merapi akan terus berjalan, sebab sarana komunikasi menjadi hal terpenting dalam mengantisipasi bencana, selain itu juga menjadi kunci utama suksesnya koordinasi antar relawan, masyarakat, dan pemerintah. "Jika komunikasi lancar tidak akan terjadi kesimpangsiuran informasi sehingga distribusi bantuan merata dan memudahkan koordinasi antar pihak yang terkait," katanya. Roy juga mengatakan hingga kini dia bersama sejumlah tim relawan mendirikan beberapa posko komunikasi radio pemancar untuk mendukung koordinasi di titik-titik pemantauan Merapi. Pria yang senang kucing itu juga menyatakan posko komunikasi didirikan di titik rawan, seperti Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan Sleman dan Balerante, Klaten. Dusun Kinahrejo juga dikenal sebagai tempat tinggal Mbah Marijan, si juru kunci Merapi. Roy mengaku, Merapi masih harus dipantau guna mengantisipasi kemungkinan buruk bakal terjadi. "Masyarakat sekitar Merapi juga masih membutuhkan support (dukungan, red) dan bantuan,"katanya. Upaya suami Ririn Suryo untuk mempertahankan komunikasi aktif di daerah rawan bencana antara lain terkait dengan tragedi tewasnya relawan Sudarwanto (22) dan Warjono(33) di bunker Kaliadem 14 Juni 2006.(*)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006