Kehamilan tidak diinginkan di DKI Jakarta masih cukup tinggi yakni sebesar 26 persen (dari jumlah kehamilan), meskipun angka stunting sudah sesuai target 14 persen
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menekankan pentingnya menjaga angka kehamilan yang tidak diinginkan, karena berhubungan dengan peningkatan prevalensi angka stunting.
“Kalau mau hamil jangan main-main, tapi kalau mau main-main jangan sampai hamil," kata Hasto dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Hasto menyoroti angka kehamilan tidak diinginkan di DKI Jakarta yang masih cukup tinggi, meskipun angka stunting tercatat sudah sesuai dengan target nasional.
“Kehamilan tidak diinginkan di DKI Jakarta masih cukup tinggi yakni sebesar 26 persen (dari jumlah kehamilan), meskipun angka stunting sudah sesuai target 14 persen," ujar dia.
Baca juga: Dokter sarankan ibu hamil risiko tinggi melakukan skrining NIPT
Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka prevalensi stunting tertinggi di DKI Jakarta ada di Kabupaten Kepulauan Seribu, yakni sebesar 20,50 persen, dan terendah di Kota Jakarta Selatan sebesar 11,90 persen.
Baca juga: Dokter sarankan ibu hamil risiko tinggi melakukan skrining NIPT
Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka prevalensi stunting tertinggi di DKI Jakarta ada di Kabupaten Kepulauan Seribu, yakni sebesar 20,50 persen, dan terendah di Kota Jakarta Selatan sebesar 11,90 persen.
Hasto yang hadir memberikan materi dan edukasi pada kegiatan Gerakan Masyarakat (Germas) oleh Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) di Jakarta pada Kamis, menekankan pentingnya penggunaan kontrasepsi untuk merencanakan kehamilan demi mencegah kelahiran bayi stunting.
"Kontrasepsi penting untuk mencegah stunting, karena masih banyak ibu-ibu yang kesundulan (hamil terlalu cepat setelah melahirkan). Hamil terlalu dekat ini menyiksa anak yang disusui dan anak yang ada dalam kandungan," tuturnya.
Untuk itu, ia berpesan kepada seluruh calon pengantin untuk melakukan persiapan kehamilan sebelum pernikahan.
Baca juga: Orang tua perlu dalam kondisi sehat saat rencanakan kehamilan
Baca juga: Orang tua perlu dalam kondisi sehat saat rencanakan kehamilan
"Prakonsepsi (pemeriksaan kesehatan sebelum kedua pasangan bereproduksi) lebih penting dari pre-wedding (prosesi foto sebelum pernikahan). Persiapan kehamilan bagi perempuan itu diperlukan waktu 3 bulan," ucapnya.
Saat ini, BKKBN memiliki aplikasi elektronik siap nikah siap hamil (elsimil), yang berguna untuk pengisian data bagi calon pengantin, karena di dalamnya memuat edukasi terkait kesiapan pranikah, kesiapan kehamilan, kesehatan reproduksi, kontrasepsi, dan pencegahan kanker.
Saat ini, BKKBN memiliki aplikasi elektronik siap nikah siap hamil (elsimil), yang berguna untuk pengisian data bagi calon pengantin, karena di dalamnya memuat edukasi terkait kesiapan pranikah, kesiapan kehamilan, kesehatan reproduksi, kontrasepsi, dan pencegahan kanker.
Dokter spesialis kandungan ini juga menjelaskan, seorang ibu yang melahirkan anak perempuan juga akan mempengaruhi cucunya kelak, karena bayi perempuan sudah memiliki sel telur sejak di dalam kandungan.
"Untuk itu perempuan perlu disiapkan betul masa kehamilannya tiga bulan sebelumnya, kalau laki-laki perlu disiapkan (pemeriksaan kesehatan) 75 hari sebelum bulan madu," kata dia.
Baca juga: Sensitif beri edukasi pernikahan dan kehamilan lewat "Positif Journey"
Baca juga: Sensitif beri edukasi pernikahan dan kehamilan lewat "Positif Journey"
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023