• Beranda
  • Berita
  • Dokter Jiwa paparkan tahapan mencegah orang terdekat bunuh diri

Dokter Jiwa paparkan tahapan mencegah orang terdekat bunuh diri

16 September 2023 00:01 WIB
Dokter Jiwa paparkan tahapan mencegah orang terdekat bunuh diri
Tangkapan layar - Spesialis Kedokteran Jiwa RSCM dr. Gina Anindyajati (kanan) pada diskusi dengan Kementerian Kesehatan bertema “Solusi untuk mencegah bunuh diri” yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (15/9/2023). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)

Tantangan terbesarnya itu, maka selanjutnya yang perlu kita lakukan yakni dengarkan. Dengarkan karena memang kita ada di sampingnya untuk mendengarkan, bukan untuk menceritakan masalah pribadi...

Spesialis Kedokteran Jiwa Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dr. Gina Anindyajati memaparkan empat tahap untuk mencegah orang terdekat  bunuh diri.
 
“Untuk mencegah orang bunuh diri itu sebenarnya kita cukup memperlakukan manusia selayaknya manusia, tapi bagaimana caranya? Pertama amati, lalu tanyakan, dengarkan, dan arahkan,” kata Gina dalam diskusi oleh Kementerian Kesehatan dengan tema “Solusi untuk mencegah bunuh diri” yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
 
Gina menjelaskan langkah pertama yakni amati, bagaimana perasaan orang tersebut, adakah perubahan perilaku atau ancaman yang mungkin dilakukan secara verbal maupun non-verbal yang sempat didengar atau diceritakan.
 
“Kedua, tanyakan, ada apa, apa kamu baik-baik saja? Apa yang terjadi dan apa yang dirasakan akhir-akhir ini? tetapi, ingat, jangan menanyakan hal-hal yang tidak enak,” ujarnya.
 
Satu tantangan besar ketika menanyakan kondisi seseorang, kata dia, kecenderungan kita untuk tidak benar-benar mendengarkan, tetapi hanya sekadar penasaran, ingin tahu, atau kadang malah berujung pada menceritakan masalah pribadi sendiri.
 
“Tantangan terbesarnya itu, maka selanjutnya yang perlu kita lakukan yakni dengarkan. Dengarkan karena memang kita ada di sampingnya untuk mendengarkan, bukan untuk menceritakan masalah pribadi, menasehati, menceramahi, menghakimi, dan lain sebagainya,” ucap Gina.

Baca juga: Jaga kesehatan mental dapat dimulai dengan jaga kesehatan fisik
 
Kemudian, mengarahkan. “Arahkan ke keluarga atau teman-temannya kalau memang kita merasa mereka bisa menjadi sistem yang mendukung korban, atau arahkan ke tenaga kesehatan atau fasilitas kesehatan apabila memang kita merasa mereka perlu mendapatkan penanganan yang lebih serius,” katanya.
 
Selain itu bisa juga arahkan ke media sosial. "Yang penting arahkan kemana saja yang kita tahu, karena orang yang punya keinginan bunuh diri, tidak bisa berpikir yang lain, sehingga orang lain bisa membantu mengarahkan,” imbuhnya.
 
Tugas terakhir sebagai orang terdekat yakni menemani korban. “Temani mereka setiap waktu untuk mengakses keluarga, teman, dan fasilitas layanan kesehatan,” tuturnya.
 
Gina memaparkan ada beberapa tanda yang bisa dikenali dari seseorang yang ingin bunuh diri yakni dari pikiran, perasaan, dan perilaku. 
 
Orang yang ingin bunuh diri cenderung pesimis dan merasa tidak punya masa depan. Kemudian, cenderung sedih terus-menerus, kosong, hampa, tidak berdaya, dan frustrasi.
 
“Dan dari segi perilaku, mereka cenderung menarik diri dari biasanya, atau bahkan biasanya yang tidak pernah mau berkumpul, tiba-tiba semua orang ditemui, yang mengindikasikan kalau dia ingin mengucapkan perpisahan,” katanya.
 
Sesuai dengan tema Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia yang jatuh setiap 10 September, kata dia, , masyarakat bisa berperan aktif memberikan ruang bercerita, mendengarkan, dan menjadi teman bagi seseorang mengalami gangguan kesehatan jiwa demi mencegahnya bunuh diri.

Baca juga: Kedokteran Jiwa: Malas gerak bisa jadi tanda depresi
Baca juga: Kehadiran sahabat penting cegah orang berniat bunuh diri

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023