Keris harus dihargai sebagai pusaka budaya

4 Mei 2013 20:56 WIB
Keris harus dihargai sebagai pusaka budaya
Ilustrasi keris. (ANTARA/R. Rekotomo)

Keris itu mengandung nilai filosofi tinggi yang menggambarkan kehidupan manusia,"

Semarang (ANTARA News) - Paguyuban Adopsi Keris Indonesia (Paksi) mengajak generasi muda untuk melihat keris sebagai pusaka warisan budaya leluhur tak sebatas dari unsur klenik yang dimilikinya.

"Keris itu mengandung nilai filosofi tinggi yang menggambarkan kehidupan manusia," kata Ketua Umum Paksi Andry Wijaya di sela "Pameran Tosan Aji" yang digelar di Hotel Ciputra Semarang, Sabtu malam.

Menurut dia, pembuatan keris sebenarnya mengandung arti sesuatu yang sebelumnya tidak berarti apa-apa tetapi setelah melewati tempaan dan proses yang panjang menjadi hasil seni yang indah dan hebat.

Ia menjelaskan pasir besi yang menjadi bahan baku logam untuk membuat keris sebelumnya tak berarti apa-apa, sama seperti pasir-pasir lainnya, tetapi empu (pembuat keris) membuatnya jadi benda indah.

"Sama saja dengan kehidupan manusia. Manusia yang semula tidak memiliki apa-apa dan tidak bisa apa-apa, tetapi jika ditempa dengan baik akan menjadi sumber daya manusia (SDM) yang hebat," katanya.

Meski kini telah memiliki sekitar 1.000 pusaka berbagai jenis, Andry mengaku termasuk kalangan pemula dalam dunia perkerisan, sebab baru sekitar 2-2,5 tahun terakhir menggeluti dunia kepusakaan.

Berkaitan dengan makna keris, ia menjelaskan setiap empu memiliki tujuan tersendiri dalam membuat keris yang semuanya berkaitan dengan kebaikan, misalnya untuk kelancaran rezeki dan perlindungan.

"Keris dibuat dengan satu tekad dari akal pikir, daya cipta, dan kehendak dengan suatu tujuan. Namun, itu semua bergantung pada upaya manusia sebagai pemiliknya, bukan bergantung kerisnya," katanya.

Andry mencontohkan keris dengan pamor "Udan Emas" yang diyakini memperlancar rezeki, tetapi pemilik keris itu tidak bekerja dan tidak berusaha apa-apa tetap saja tidak akan lancar dalam rezekinya.

"Sama halnya keris dengan pamor `Kol Buntet` untuk kekebalan atau perlindungan. Namun, pemiliknya ke mana-mana mencari gara-gara, membuat ulah, dan sebagainya. Ya, tetap saja tetap akan celaka," katanya.

Karena itu, kata Andry, doa dan pengharapan yang disertakan dalam pembuatan keris tidak akan terwujud tanpa laku riil sang pemilik, termasuk kesinkronan perbuatan pemilik terhadap filosofi kerisnya.

Sampai saat ini, Paksi telah memiliki sekitar 200 anggota inti, dan anggota dalam komunitas di dunia maya yang mencapai 3.600 orang. Komposisi anggota dari kalangan muda seimbang dengan kalangan sepuh. (KR-ZLS/I014)

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013