Kartika dan perempuan perupa seperti Arahmaiani, Bonita Margaret, Bunga Jeruk, Dyan Anggraeni, Lucia Hartini, dan Wara Anindyah melukis pada beragam medium termasuk celengan (malo), kaleng, dan kanvas dalam acara bertajuk "Sahabat Kartika" itu.
Menurut Kartika, acara itu juga digelar untuk menghormati sahabat karibnya yang datang dari Australia, Hugh Andrew O`Neill.
"Hugh ini adalah seorang arsitek dan telah lama mengenal Indonesia. Pada Mei ini dia juga berulang tahun," katanya.
Kartika yang kini usianya 80 tahun masih segar dan bersemangat, terus berkarya. Ia rajin menyambangi sahabat-sahabatnya dan kerap menghadiri acara seni yang mereka gelar.
"Oleh kawan-kawan seniman muda yang sebagian besar terhitung cicitnya itu, Kartika dijuluki sebagai 'Janda Kembang'," kata Dyan Anggraeni, perupa yang dikenal dekat dengan Kartika.
"Pakaiannya selalu penuh corak kembang. Kembang pun selalu bertengger di topi yang ia pakai. Demikian pula dengan sepatu atau sandalnya," tambah dia.
Sudah sekitar lima tahun belakangan ini sendirian Kartika membangun sebuah museum seni rupa khusus bagi kaum perempuan perupa.
Kompleks bangunan museum yang terletak di kediamannya di Pakem itu kini sudah memiliki sejumlah karya perempuan perupa seperti Dyan Anggraini, Diah Julianti, Wara Anindiah, dan sejumlah perupa dari Bandung, Bali, dan Jakarta.
"Namun museum itu hingga kini bentuk dan kondisinya masih jauh dari yang ia impikan," kata Dyan.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013