• Beranda
  • Berita
  • BIMA Satria Garuda, Ksatria Baja Hitam Indonesia

BIMA Satria Garuda, Ksatria Baja Hitam Indonesia

7 Mei 2013 17:45 WIB
BIMA Satria Garuda, Ksatria Baja Hitam Indonesia
Christian Loho, pemeran BIMA alias Ray Bramasakti dalam serial BIMA Satria Garuda. (ANTARA News/Nanien Yuniar)

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia kini memiliki BIMA Satria Garuda, pahlawan super serupa Ksatria Baja Hitam, karakter dalam serial televisi Jepang yang berjaya di Tanah Air pada era 1990an.

BIMA Satria Garuda, yang dibuat bersama Ishimori Production--pembuat serial Kamen Rider Jepang seperti Ksatria Baja Hitam--, merupakan hasil pelokalan Ksatria Baja Hitam yang berbentuk live action super hero program (tokusatsu).

"Kualitas produksi InsyaAllah dapat dibandingkan dengan standar global karena partner-nya ternama," kata Produser Eksekutif BIMA Satria Garuda, Reino Barrack, di Jakarta, Selasa.

Reino mengatakan, dia ingin membuat tayangan positif yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan, keberanian, pertemanan, dan semangat pantang menyerah dalam membela kebenaran melalui serial yang sudah dipersiapkan sejak dua tahun lalu itu.

Menurut dia, pengambilan gambar untuk tayangan yang disebut mengusung nilai lokal itu dilakukan di Jakarta dengan melibatkan pemeran dari dalam negeri.

Serial tersebut dibintangi oleh Christian Loho (BIMA alias Ray Bramasakti), Rayhan Febrian (Randy Iskandar), Stella Cornelia JKT48 ( Rena Iskandar), Adhitya Alkatiri (Mikhail), dan Sutan Simatupang (Rasputin).

BIMA berkisah tentang dunia paralel, sebuah dunia dalam kegelapan abadi tanpa matahari, air, oksigen, dan elemen sumber kehidupan. Dunia tersebut dikuasai VUDO, organisasi hitam pimpinan Rasputin yang jahat.

VUDO ingin merampas kekayaan alam di Bumi demi keberlangsungan dunia mereka. Ray, seorang pemuda Bumi, terpilih menjadi pahlawan untuk melindungi Bumi dari serangan VUDO.

BIMA Satria Garuda, yang dibuat sepanjang 26 episode, akan mulai tayang pada 30 Juni 2013 setiap Minggu pukul 08.30 WIB dan Sabtu 15.00 WIB (siaran ulang) di RCTI.

Reno mengatakan, tontonan itu berpeluang merambah negara-negara tetangga. "Karena ini pakai Bahasa Indonesia, jadi bisa dijual juga ke Malaysia, Singapura, dan Brunei juga," katanya.


Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013