"Ruas jalan terendam air akibat kondisi drainase yang buruk sehingga air mengalir di jalan dan tidak mengalir ke saluran air yang ada di samping kiri dan kanan jalan," kata Suhatman, warga Aua Ateh, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh, Selasa.
Dia menyebutkan, genangan air di jalan mencapai setinggi lutut orang dewasa tersebut sering terjadi sewaktu hujan turun. Namun, tidak ada upaya dari pemerintah untuk mengatasinya.
"Pemerintah terkesan tutup mata dengan kondisi air yang tergenang setiap cuaca hujan sehingga mengakibatkan menyulitkan bagi pengguna sepeda motor lewat," kata dia.
Pewarta Antara di lapangan melaporkan genangan air sekitar setinggi 20 hingga 30 cm tersebut terdapat di jalan bebas hambatan "by pass" daerah Aur Ateh dan titik jalan lainnya.
Pengendara roda dua yang melewati jalan yang terendam banjir tersebut kebanyakan terjebak di tengah genangan air karena mesin sepeda motornya mati mendadak.
"Kami kira genangan air tak terlalu tinggi ternyata mencapai mesin sepeda motor sehingga motor saat melewatinya mati mendadak," kata Rudi, warga Sungaipuar, Kabupaten Agam.
Menurut dia, tinggi air mencapai 30 cm tersebut, agar pengendara roda dua tidak melewati jalan menuju Kantor Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh tidak melewatinya telah ditutup pagar oleh warga.
Pada titik bajir terparah yang biasanya terjadi di Anak Air disebabkan luapan saluran air di kawasan tersebut meski belum terlihat, namun warga yang tinggal di RT. 2/ RW. 1, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan tampak bersiap-siap mengungsi.
"Kami harus meningkatkan kewaspadaan sewaktu cuaca hujan karena sewaktu-waktu air akan meluap dan menggenangi rumah," kata Rina, seorang warga setempat.(*)
Pewarta: Hamriadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013