• Beranda
  • Berita
  • Sudah tua, tanaman apel di Kota Batu diremajakan

Sudah tua, tanaman apel di Kota Batu diremajakan

8 Mei 2013 07:36 WIB
Sudah tua, tanaman apel di Kota Batu diremajakan
Panen Apel. (ANTARA/ARI BOWO SUCIPTO)
Malang (ANTARA News) - Tanaman apel yang selama ini menjadi produk unggulan bagi Kota Batu, Jawa Timur, mulai diremajakan karena usianya sudah mencapai 20-25 tahun.

Kepala Dinas Pertanian Kota Batu Sugeng Pramono, Rabu, mengemukakan produktivitas tanaman apel di daerah itu mulai menurun akibat usia tanaman yang terlalu tua sehingga harus diremajakan.

"Karena faktor usia tanaman ini, produktivitasnya turun drastis sehingga tidak mampu memenuhi permintaan pasar, terutama untuk ekspor ke Malaysia dan Singapura. Kalau dahulu Kota Batu mampu menghasilkan 30 ton per hektare, sekarang hanya mampu menghasilkan 10 ton/hektare saja," katanya.

Oleh karena itu, lanjut dia, pemkot menyediakan anggaran khusus untuk peremajaan tanaman apel serta pembelian pupuk sebesar Rp400 juta. Hanya saja, pihaknya berharap petani kembali memperbanyak penggunaan pupuk organik ketimbang kimia.

Selama ini, kata dia, penggunaan pupuk kimia oleh petani terlalu berlebihan dan dilakukan secara terus-menerus sehingga mengakibatkan tanah kehilangan kesuburannya atau hara tanahnya terus terkikis dan akhirnya menjadi tanah mati.

Menyinggung soal tingginya harga buah apel impor saat ini, Sugeng mengatakan,"Cukup menggembirakan dan pasti menguntungkan petani setelah bertahun-tahun kalah bersaing dengan produk impor tersebut."

Salah seorang petani apel Kota Batu Sunarto mengakui harga apel lokal Batu dalam beberapa bulan terakhir ini, atau setelah adanya pembatasan impor produk hortikultura, mengalami kenaikan relatif cukup signifikan.

"Sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan yang memperketat impor hortikultura, petani apel di daerah ini mempunyai nilai tawar yang tinggi, khususnya terhadap tengkulak," ujarnya.

Pada akhir 2012 hingga awal 2013 harga apel lokal dengan kualitas super hanya dihargai Rp4.000 per kilogram. Saat ini, sudah naik menjadi Rp10 ribu/kg.

Adapun harga apel kualitas super jenis ana dan manalagi dari petani seharga Rp13 ribu/kg dan jenis roombeauty seharga Rp17.500/kilogram.

Menurut Sunarto, untuk biaya produksi per hektare mencapai Rp25 juta. "Sebelum ada kenaikan harga, petani selalu rugi. Namun, beberapa bulan terakhir ini petani sudah mulai merasakan keuntungan yang lebih baik karena biaya produksi sudah tertutupi," katanya, menandaskan.

Harga apel lokal Batu di pasaran rata-rata mencapai Rp15.000--Rp17.500/kg, apel jenis ana dan manalagi seharga Rp23 ribu--Rp25 ribu/kg dan roombeauty seharga Rp30 ribu--Rp35 ribu/kg, sedangkan apel impor jenis fuji dari China rata-rata seharga Rp40 ribu--Rp59 ribu/kg.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013