• Beranda
  • Berita
  • BI perkirakan suku bunga acuan AS naik sekali lagi awal November 2023

BI perkirakan suku bunga acuan AS naik sekali lagi awal November 2023

21 September 2023 22:46 WIB
BI perkirakan suku bunga acuan AS naik sekali lagi awal November 2023
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur BI September 2023 dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (21/9/2023). ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak

Federal Funds Rate bacaan kami kemungkinan akan naik sekali lagi yaitu di awal November

Bank Indonesia (BI) memperkirakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Federal Funds Rate (FFR) akan naik sekali lagi di awal November 2023.

"Federal Funds Rate bacaan kami kemungkinan akan naik sekali lagi yaitu di awal November," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI September 2023 di Jakarta, Kamis.

Perry menuturkan pihaknya tetap akan meninjau perkiraan tersebut setiap bulan. Prediksi tersebut sesuai dengan informasi terkini baik dari pernyataan Fed maupun perkiraan BI mengenai inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat.

"Federal Funds Rate akan naik sekali lagi dan setelah itu akan hold dari pernyataan Fed mengatakan bahwa akan tetap hold sampai beberapa waktu," tuturnya.

Ia mengatakan inflasi di negara maju masih tetap tinggi karena berlanjutnya tekanan inflasi jasa, keketatan pasar tenaga kerja, dan meningkatnya harga minyak.

Perkembangan itu mendorong tetap tingginya suku bunga kebijakan moneter di negara maju, terutama Federal Funds Rate (FFR) AS, yang mengakibatkan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Hal itu menyebabkan tekanan aliran modal keluar dan pelemahan nilai tukar di negara berkembang semakin tinggi, sehingga memerlukan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi dampak negatif rambatan global tersebut, termasuk di Indonesia.

Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valas, meningkatkan efektivitas implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023, dan melanjutkan penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Tingkat inflasi AS masih cukup tinggi di level 3,2 persen pada Juli 2023. Kemudian inflasi Indeks Harga Belanja Personal (PCE) Inti AS yang saat ini tengah diawasi secara ketat juga dinilai masih tinggi. Inflasi PCE secara bertahap telah turun menjadi 4,3 persen pada Juli 2023, meskipun tercatat masih melampaui target The Fed yang sebesar 2 persen.

Ekonom Senior Rully Arya Wisnubroto sebelumnya menilai masih sangat terbuka kemungkinan bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih tinggi dalam rapat selanjutnya pada bulan November dan Desember mendatang, mengingat masih ada tiga pertemuan komite lagi.

Tahun ini, The Fed diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga acuan hingga 25 basis poin (bps) di level 5,75 persen. Kemungkinan kenaikan tersebut akan terjadi pada pertemuan FOMC bulan November dengan mengacu pada data ekspektasi pasar yang mencatatkan 43,6 persen berekspektasi akan naiknya suku bunga The Fed.

Baca juga: BI pertahankan suku bunga di level 5,75 persen
Baca juga: BI: Inflasi terkendali dalam kisaran target 3 plus minus 1 persen
Baca juga: BI: Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023