"Sekitar 1,5 sampai 2 hektare kawasan hutan Gunung Jayanti yang kebakaran sudah berhasil kami padamkan," kata Kapolres Sukabumi AKBP Maruly Pardede di Sukabumi, Sabtu.
Menurut Maruly, dari pantauan api masih berkobar di beberapa titik di gunung yang berada di Kampung/Desa Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu ini. Sementara api yang sudah berhasil dipadamkan yang berada di area yang dekat dengan perumahan Taman Sari Palabuhanratu yang berada di kaki Gunung Jayanti.
Adapun api yang masih menyala berada di sekitar tebing yang tidak bisa diakses oleh kendaraan, selain itu personel gabungan yang diturunkan untuk memadamkan api yang masih menyala kesulitan menembus lokasi karena area tebing ditambah kepulan asap sehingga jarak pandang pun menjadi terbatas.
Dengan kondisi lokasi kebakaran yang berada di tebing curam dan berbatu serta tidak bisa dijangkau oleh jalan kaki apalagi kendaraan pemadam kebakaran, pihaknya untuk sementara hanya bisa memantau pergerakan api antisipasi menjalar hingga permukiman warga.
"Kami mencoba menembakkan air dengan menggunakan kendaraan taktis armoured water cannon (AWC) milik Polres Sukabumi untuk memadamkan api yang masih menyala di sekitar area tebing, tetapi tidak terjangkau. Maka dari antisipasi kebakaran semakin meluas kami saat ini masih berkoordinasi untuk mencari solusi yang tepat," tambahnya.
Selama proses pemadaman api sejak Jumat (22/9) malam hingga Sabtu pagi, Kapolres Sukabumi ini juga ditemani Dandim 0622 Palabuhanratu Letkol (Inf) Ari Anjar Wibowo. Kedua perwira menengah Polri dan TNI itu begadang di sekitar lokasi untuk memantau pergerakan api.
Dari pantauan di lokasi, seratusan petugas gabungan dari berbagai unsur mulai dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Sukabumi, Polres Sukabumi, Kodim 0622 Kabupaten Sukabumi bersama sejumlah relawan masih bersiaga di sekitar lokasi kebakaran.
Baca juga: Tim gabungan buka jalur pemadaman api di lereng Gunung Jayanti
Baca juga: Api membesar, kebakaran Gunung Jayati di Palabuhanratu kian meluas
Baca juga: Pemulihan ekosistem Bromo akibat kebakaran butuh waktu hingga 5 tahun
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023
