• Beranda
  • Berita
  • Kemenkes: Kerja sama pentahelix pembelajaran utama pandemi COVID-19

Kemenkes: Kerja sama pentahelix pembelajaran utama pandemi COVID-19

25 September 2023 17:51 WIB
Kemenkes: Kerja sama pentahelix pembelajaran utama pandemi COVID-19
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmidzi ditemui usai acara penutupan operasi COVID-19 Palang Merah Indonesia (PMI) di Jakarta, Senin (25/9/2023). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmidzi mengatakan kerja sama multipihak atau pentahelix (pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media) menjadi pembelajaran utama penanganan pandemi COVID-19.
 
"Kemenkes dalam hal ini belajar dari pandemi COVID-19 bahwa pentingnya pentahelix atau kerja sama lintas pemangku kepentingan itu harus terus dilakukan," kata Siti saat ditemui usai acara penutupan operasi COVID-19 Palang Merah Indonesia (PMI) di Jakarta, Senin.
 
Nadia menegaskan fokus Kemenkes setelah pandemi COVID-19 adalah transformasi kesehatan enam pilar, yakni Transformasi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem Pembiayaan Kesehatan, Sumber Daya Manusia Kesehatan, dan Teknologi Kesehatan.

Baca juga: Epidemiolog ungkap 3 skenario yang mungkin terjadi pasca-endemi COVID
 
"Dengan transformasi kesehatan dari hulu ke hilir, kita perkuat dari layanan primer sampai layanan rujukan hingga sarana pendukungnya, mulai dari sumber daya, pembiayaan, sampai teknologi informasi," ujar dia.
 
Ia menyebutkan ada program-program rutin yang perlu dikuatkan kembali setelah selama tiga tahun fokus dunia kesehatan Indonesia dipusatkan pada COVID-19, di antaranya menurunkan angka kematian ibu, stunting (kurang gizi kronis), tuberkulosis, kaki gajah, dan pemenuhan cakupan imunisasi dasar lengkap, serta penanganan kejadian luar biasa polio dan rabies yang kasusnya belakangan juga meningkat.
 
"Ke depan, dengan aplikasi satu sehat dan menggunakan lebih banyak pemanfaatan digitalisasi, menjadi penting untuk penguatan pengawasan, apalagi penyakit seperti COVID-19 dan penyakit menular lainnya ini sebagian besar disebabkan oleh binatang atau zoonotik, jadi penguatan pengawasan oleh masyarakat juga perlu dilakukan," ucapnya.
 
Ia juga mengapresiasi peran PMI yang selama ini telah berkolaborasi dan bekerja keras dalam penanganan kegawatdaruratan pandemi COVID-19.

Baca juga: KSP: Sistem kesehatan nasional diperkuat setelah darurat COVID dicabut

Baca juga: Kemenkes: Tak ada batasan jelas, kapan pandemi berakhir
 
"Saya mengapresiasi ya, bagaimana peran PMI, dalam penanganan pandemi COVID-19. Mungkin kita sering mendengar peran PMI selama ini hanya terkait dengan bencana alam, dan sekarang teruji bahwa PMI juga sangat mumpuni untuk mendukung dalam menghadapi bencana non-alam," katanya.
 
Untuk itu, menurutnya, penting bagi PMI untuk terus berkolaborasi lintas sektor guna membangun kesiapsiagaan bencana bagi masyarakat.
 
"Kita lihat kembali, PMI kan bukan berarti harus mengurus semua bidang kesehatan, tetapi artinya, bagaimana membangun masyarakat untuk siap siaga bencana, baik itu bencana alam maupun bencana non-alam, saya rasa itu yang perlu kita kolaborasikan," tuturnya.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023