"Pertama, yakni dengan menghemat penggunaan air," kata Anwar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Penghematan air, kata Anwar, diapat ditunjang dengan pembuatan sumur-sumur pompa untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Kesulitan air juga dapat diminimalisir dengan mewaspadai dan mengurangi risiko kebakaran rumah, lahan, dan hutan.
Kemudian, sambungnya, yakni dengan meningkatkan sistem pertanian yang tahan kekeringan. Hal tersebut merupakan upaya dalam mengantisipasi meningkatnya tingkat stres masyarakat akibat persoalan panas yang sangat menyengat, ketiadaan air, tidak bisa bercocok tanam, gagal panen, dan lain sebagainya.
"Hal tersebut juga mengantisipasi terjadinya kelangkaan pangan sehingga mengakibatkan masyarakat akan kekurangan gizi. Bila hal demikian terjadi, maka masyarakat tentu menjadi rentan terhadap infeksi dan penyakit," ujar Anwar Abbas.
Oleh karena itu, Anwar mengatakan peningkatan kewaspadaan terhadap perkembang biakan nyamuk perlu digalakkan, agar tidak timbul permasalahan lainnya seperti penyakit malaria dan demam berdarah.
Maka dari itu, sambungnya, dukungan ekonomi dan pelayanan kesehatan yang baik terhadap masyarakat juga perlu ditingkatkan. Di samping itu, dia juga mendorong kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu akibat kemarau dan panas yang menyengat.
Anwar juga mendorong masyarakat untuk menggunakan dan melakukan efisiensi energi dengan sebaik mungkin, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Untuk itu, kerja sama antara sesama masyarakat, serta masyarakat dengan Pemerintah tentu menjadi sesuatu yang sangat penting agar masalah yang timbul oleh El Nino ini dapat diatasi," tuturnya.
Selain hal tersebut, Anwar Abbas juga mengimbau kepada masyarakat Muslim agar mendekatkan diri kepada Tuhan dengan melaksanakan Shalat Istisqa, atau shalat meminta hujan sebagai pelengkap dari berbagai upaya yang menjadi ikhtiar tersebut.
Pewarta: Sean Muhamad
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023