Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyampaikan bahwa kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) juga diarahkan untuk mendorong sektor perumahan yang saat ini mempunyai potensi besar.Jadi biasanya kalau ekonomi pulih itu yang bergerak pertama sektor properti
"Jadi biasanya kalau ekonomi pulih itu yang bergerak pertama sektor properti. Jadi kami masih melihat sektor properti masih ada ruang tumbuh besar sehingga kita memberikan insentif,” kata Destry dalam Seminar Kebijakan Insentif Likuditas Makroprudensial untuk Kredit/Pembiayaan Sektor Perumahan di Jakarta, Rabu.
Dalam sektor perumahan, Destry menjelaskan bahwa kinerja Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menunjukkan pertumbuhan yang positif mencapai 10 persen secara tahunan (yoy) per Agustus 2023. Angka tersebut naik dibandingkan akhir 2022 yang tercatat sebesar 8,17 persen.
Pangsa pasar terbesar KPR berasal dari rumah tipe menengah atau tipe 21-70, sementara untuk kontribusi terbesar pertumbuhan berasal dari rumah tipe >70.
KPR merupakan kontributor tertinggi dari angka pertumbuhan tersebut, dengan generasi muda menjadi motor pertumbuhan kredit konsumsi, yaitu tumbuh secara tahunan sebesar 17,18 persen per Agustus 2023. Di tengah tren penurunan kredit konsumsi pada generasi lainnya.
Dari sisi permintaan, terdapat peluang pembiayaan perumahan yang didorong oleh peningkatan permintaan KPR dari populasi Gen Z dan Milenial, khususnya menyasar pada tipe rumah menengah dengan kisaran harga rumah kurang dari Rp500 juta.
"Kami juga coba untuk melihat data, ternyata kita sekarang secara demografi muda, 70-an persen penduduk Indonesia adalah usia muda, Gen Y dan Z. Ini kita lihat Gen Y masuk ke 40 (persen) itu usia produktif, ternyata kelompok-kelompok ini, mereka menyasar tipe rumah 21-70 dengan harga kurang lebih Rp500 juta," jelas Destry.
Lebih lanjut, Destry menambahkan dengan melihat pola konsumsi masyarakat saat ini, ia yakin sektor perumahan memiliki peluang besar untuk terus bertumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi.
Adapun selain memberikan pendanaan kepada sektor perumahan, KLM juga memberikan Insentif kepada sektor hilirisasi mineral dan batu bara (minerba), non-minerba, pariwisata, Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM), ultra mikro (UMi), dan keuangan hijau.
Untuk sektor minerba, bank yang memberikan pembiayaan sebesar 3 persen hingga 7 persen menerima insentif potongan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 0,2 persen. Sementara yang bisa menyalurkan di atas 7 persen bisa menerima potongan sebesar 0,3 persen.
Pada sektor non-minerba, bank dengan pembiayaan 3 persen hingga 7 persen mendapatkan insentif GWM 0,6 persen, sedangkan yang di atas 7 persen mendapat potongan 0,8 persen.
Untuk sektor pariwisata, besaran insentifnya masing-masing sebesar 0,25 persen dan 0,3 persen. Kemudian RPIM, insentif yang diberikan sebesar 0,1 persen hingga 1 persen untuk pembiayaan pada rentang 10 persen hingga 50 persen. Kemudian insentif UMi sebesar 0,3 persen untuk pembiayaan 0 persen hingga 3 persen dan sebesar 0,5 persen untuk rasio di atas 3 persen.
Terakhir yaitu pembiayaan pada kelompok hijau dengan besaran insentif 0,3 persen untuk rentang 0 persen hingga 5 persen dan insentif 0,5 persen untuk rasio di atas 5 persen.
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023