Usai pemusnahan, Senin (20/5), Basri mengatakan penangkapan dan pemusnahan bibit kelapa sawit dan karet yang diamankan petugas Dina Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Nunukan sejak beberapa bulan lalu itu bukan untuk menghambat petani setempat.
Tetapi, lanjut dia, semata-mata untuk memperhatikan kualitas bibit yang akan ditanam oleh petani yang mungkin sebaiknya menggunakan bibit asal negeri sendiri.
Sebab, Basri menilai, bibit kelapa sawit dan karet asal Indonesia jauh lebih baik kualitas dan produksi dibandingkan yang diperoleh dari negara tetangga Malaysia.
Bupati Nunukan berkeinginan, bibit yang ditanam petani di wilayahnya memiliki kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan asal muasalnya agar di kemudian hari tidak menimbulkan persoalan produksi maupun hal-hal lainnya.
Pemusnahan yang disaksikan unsur dari kepolisian, satpol PP dan TNI itu berlangsung lancar dan aman.
Adapun jumlah bibit asal Malaysia yang dimusnahkan tersebut merupakan tangkapan polisi kehutanan Dishutbun Kabupaten Nunukan pada sejumlah lokasi seperti Seimenggaris, Pulau Sebatik dan lain-lainnya yaitu 1.350 kilogram biji kelapa sawit, 537 batang kelapa sawit, 628 batang bibit karet dan 114 kilogram biji karet.
Pewarta: M Rusman
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013