"Dengan teknologi yang tidak murah, karena buat rakyat itu tidak boleh dihitung-hitung, berapa pun biayanya untuk kepentingan masyarakat harus diutamakan," kata Wa Ode kepada wartawan di Jakarta, Sabtu.
Wa Ode menuturkan pembangunan reservoir komunal yang menghabiskan biaya Rp41 miliar ini mampu memenuhi kebutuhan air bersih warga di wilayah Jakarta Utara (Jakut) yang selama ini mengalami krisis air bersih.
Terlebih, adanya krisis air ini juga menyebabkan tingginya risiko penyebaran penyakit diare, kolera, disentri, polio hingga stunting pada anak di kawasan tersebut.
Selain itu, dia juga meminta PAM Jaya terus memperluas program pembangunan reservoir komunal di sejumlah lokasi sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati air bersih dan tidak mengalami krisis air kembali.
“Mudah-mudahan itu bisa dibuat di tempat yang lain sehingga cepat tertuntaskan masalah air bersih khususnya di Jakarta,” ujarnya.
Baca juga: PAM Jaya buatkan reservoir komunal dan IPA cegah krisis air ibu kota
Baca juga: PAM Jaya gencarkan sosialisasi perpindahan air tanah ke air perpipaan
Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasruddin menjelaskan, anggaran Rp41 miliar ini untuk membangun empat reservoir komunal dan satu Instalasi Pengolahan Air (IPA) portable untuk memberikan pelayanan kepada 7.741 pelanggan.
"Diharapkan pembangunan ini dapat meningkatkan pelayanan ketersediaan air bersih hingga ke seluruh wilayah DKI Jakarta serta sebagai salah satu upaya mewujudkan 100 persen cakupan pelayanan air perpipaan pada tahun 2030," ujar Arief.
PAM Jaya telah membuat dua reservoir komunal di Marunda Kepu pada Desember 2022 dan di Duri Kosambi pada Juni 2023.
Adapun total reservoir yang dibangun oleh PAM JAYA saat ini adalah enam reservoir komunal, yakni di Waduk Pluit, Cilincing, Marunda, Tamansari dan Marunda Kepu (Jakarta Utara) di Duri Kosambi (Jakarta Barat).
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023