Seorang anak di Payakumbuh berkelamin ganda

27 Mei 2013 21:13 WIB

perilaku Fatwa sehari-hari seperti anak laki-laki umumnya, baik pakaian, cara berjalan maupun bentuk fisik lainnya. Namun, setiap kali buang air kecil, ia selalu jongkok layaknya perempuan...

Payakumbuh (ANTARA News) - Anak dari pasangan Syafri Damri (37) dan Nova Sri Kurnia (33), warga Kelurahan Padang Tiakar Hilir, Payakumbuh, Sumatera Barat memiliki alat kelamin ganda.

Menurut kedua orang tuanya di Payakumbuh, Senin, bocah bernama Fatwa Pujangga (4) itu memiliki dua alat kelamin, satu alat kelamin seperti laki-laki yang lengkap dengan dua buah testis (buah zakar) dan satu kelamin layaknya kelamin perempuan.

Menurut mereka, perilaku Fatwa sehari-hari seperti anak laki-laki umumnya, baik pakaian, cara berjalan maupun bentuk fisik lainnya. Namun, setiap kali buang air kecil, ia selalu jongkok layaknya perempuan, dan air seninya pun selalu keluar dari kelaminnya yang berjenis perempuan.

"Fatwa sering bertanya, tentang perbedaan cara dia buang air kecil dengan saudara angkat laki-lakinya. Namun saya selalu menjawab dengan alasan dia belum disunat," kata ibu Fatwa, Nova.

Menurut dia, kelainan yang diderita Fatwa itu telah dialami anaknya sejak lahir. Namun karena ketiadaan biaya, dia sekeluarga belum dapat berbuat apa-apa.

Kini, meski sudah memiliki Kartu Jaminan Berobat berupa Jamkesmas, Nova masih merasa kebingungan, karena belum, mengetahui apakah jaminan kesehatan itu bisa menjamin biaya operasi anaknya hingga kembali normal.

Menurut dokter, untuk satu kali operasi dibutuhkan biaya sekitar Rp25 juta (biaya pada empat tahun lalu), dan diperkirakan harus menjalani empat sampai lima kali operasi.

"Saya benar-benar berharap anak saya bisa kembali normal seperti biasa karena saat ini jenis kelamin anaknya belum jelas, di Akte kelahiran, Fatwa ditulis berjenis kelamin laki-laki, sementara di Jamkesmas tertulis perempuan," kata dia.

Hendra Firdaus dan Elfis dari LSM Laskar Merah Putih yang mendampingi keluarga Fatwa untuk mengurus Jamkesmas dan persoalan lainnya, mengaku akan tetap berusaha menggalang dana untuk biaya pendamping jika Fatwa jadi dioperasi nanti.

"Kita prihatin dengan kondisi Fatwa, meski tinggal di rumah reot yang tidak jauh dari rumah dinas wali kota Payakumbuh, namun baru sekarang perhatian diberikan dalam bentuk Jamkesmas. Kita akan terus mendampingi keluarga miskin ini," sebut Hendra Firdaus, Sekretaris Laskar Merah Putih Kota Payakumbuh.

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013