Dalam menanggapi permohonan dari keluarga Barbara Lango, seorang warga Meksiko yang bekerja untuk kelompok bantuan Medecins Sans Frontieres (Dokter Tanpa Batas), Menteri Luar Negeri Meksiko Alicia Barcena mengatakan dia telah menghubungi badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) untuk meminta bantuan.
“Kami mencoba mengeluarkannya melalui Mesir, tetapi Israel tidak mengizinkan koridor kemanusiaan, juga tidak mengizinkan siapa pun untuk keluar,” katanya dalam sebuah postingan di platform media sosial X.
“Ini merupakan seruan mendesak bagi Israel karena perang pun ada aturannya,” lanjut Barcena.
Ombudsman hak asasi manusia Ukraina Dmytro Lubinets mengatakan Kementerian Luar Negeri Ukraina mengirimkan surat protes ke Israel setelah warga Ukraina tidak diizinkan mengungsi dari Gaza pada Sabtu.
“Kami tidak mengerti mengapa warga negara Ukraina tidak diperbolehkan mengungsi, begitu pula warga negara asing lainnya. Terutama – seperti yang ditekankan semua orang – perempuan dan anak-anak adalah orang pertama yang meminta evakuasi," kata Lubinets
Secara terpisah, Kedutaan Besar Ukraina di Israel mengatakan di media sosial bahwa 207 warga Ukraina, termasuk 63 anak-anak, dievakuasi dari Tel Aviv ke Rumania pada Sabtu dan penerbangan lain untuk membawa 155 orang keluar dari Israel direncanakan pada Minggu.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengutuk serangan Hamas terhadap Israel dan menyerukan solidaritas dunia dengan Israel.
Kementerian Luar Negeri Meksiko juga mengutuk serangan Hamas, dan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan dia ingin menjaga negaranya tetap netral dalam konflik tersebut.
Pada Kamis (12/10), Pemerintah Meksiko mengatakan ratusan warga negaranya masih menunggu untuk keluar dari Israel.
Sumber: Reuters
Baca juga: Liga Arab desak Sekjen PBB hentikan evakuasi penduduk Gaza
Baca juga: Yunani evakuasi 90 warganya dari Israel
Baca juga: Empat WNI berhasil dievakuasi dari Israel
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023