Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Bantul Sulistyanto penghargaan pelopor pengembangan UMKM tersebut diberikan langsung oleh Direktorat Universitas Sebelas Maret pada 29 Mei.
Menurut dia, penghargaan di bidang pelopor pengembangan UMKM ini merupakan yang pertama di terima Bantul, bahkan tidak disangka sebelumnya karena memang Pemkab Bantul tidak mengusulkan ataupun mengajukan untuk mendapat penghargaan.
"Kapan tim independen meninjau dan mengevaluasi kami tidak tahu, tahu-tahu bahwa Bupati diundang untuk menerima penghargaan Pelopor Pengembangan UMKM, namun karena saat itu Bupati sedang keluar kota, maka diwakilkan saya," katanya.
Selain Bantul sebagai kabupaten satu-satunya di Indonesia, kata dia penghargaan yang sama juga diberikan untuk Provinsi Jawa Barat (Jabar), sementara untuk kategori BUMN dan swasta pihaknya belum mengetahui.
"Penghargaan ini diberikan kepada daerah yang melakukan kegiatan pengembangan UMKM. Untuk Bantul setahu saya karena ada kegiatan dan kepedulian terhadap pengembangan UMKM dari berbagai faktor," katanya.
Ia menyebutkan, diantaranya yang selama ini dilakukan yakni faktor regulasi atau kebijakan, penganggaran APBD untuk pembinaan UMKM, hibah dan pelatihan serta fasilitasi UMKM untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas.
"Untuk bantuan sosial (Bansos) kepada UMKM tahun ini sebesar Rp700 juta sementara untuk dana latihan sebesar Rp175 juta. Jadi ada pemberian alat, bantuan modal termasuk pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk," katanya.
Menurut dia, karena berbagai kegiatan kepedulian kepada UMKM tersebut, pihaknya mengklaim jumlah UMKM di Bantul terus mengalami peningkatan antara lima sampai sepuluh persen per tahun.
"Total jumlah UMKM di Bantul saat ini sekitar 36 ribu yang terdiri dari industri kecil seperti kerajinan ada sekitar 18 ribu lebih, sementara usaha yang bergerak di bidang olahan, jasa dan dagang sekitar 17 ribu lebih," katanya.
Pewarta: Heri Sidik
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013