Dalam konferensi pers di Ramallah pada Rabu, al-Kaila menyebut bahwa angka tersebut masih perkiraan karena begitu parahnya situasi di Jalur Gaza yang terus-menerus dibom oleh Israel.
Dia juga menyoroti sangat kurangnya pasokan obat-obatan di Gaza serta sulitnya warga mengakses rumah sakit.
Berkurangnya pasokan air dan kerusakan sistem pembuangan limbah juga meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular, lanjutnya.
Lebih lanjut, al-Kaila mengutuk keras serangan udara Israel di Rumah Sakit Al-Ahli Baptist pada Selasa (17/10) dan menyatakan bahwa ratusan orang telah kehilangan nyawa akibat pemboman Israel.
“Kami menegaskan bahwa Israel terlibat dalam pembantaian RS Al-Ahli Baptist dan mereka tidak akan bisa melepaskan diri dari pemboman rumah sakit tersebut. Kami menuntut pertanggungjawaban,” kata al-Kaila.
Serangan tersebut dilaporkan menewaskan lebih dari 500 warga Palestina.
Baca juga: Paus Fransiskus: bencana kemanusiaan di Gaza harus dicegah
Baca juga: DK PBB akan gelar pertemuan darurat bahas serangan di RS Gaza
Baca juga: Putin: Pengeboman di RS Gaza malapetaka, tunjukkan perlunya negosiasi
Sumber: Anadolu
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023