Indeks-indeks utama Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) di mana S&P 500 dan Nasdaq turun lebih dari satu persen, tertekan kenaikan imbal hasil obligasi AS.
Indeks S&P 500 turun 58,6 poin atau 1,34 persen ke 4.314,6, Indeks Komposit Nasdaq melemah 219,45 poin atau 1,62 persen ke 13.314,3, dan Indeks Dow Jones Industrial Average terkoreksi 332,57 poin atau 0,98 persen ke 33.665,08.
Saham-saham di AS turun disebabkan kembali meningkatnya imbal hasil obligasi AS dan investor menilai laporan kinerja dan proyeksi perusahaan triwulanan terbaru.
Ketegangan yang meningkat di Timur Tengah memicu penghindaran risiko. Harga emas mencapai level tertingginya dalam lebih dari dua bulan. Indeks Volatilitas Cboe, yang dikenal sebagai "pengukur ketakutan" Wall Street meningkat.
Imbal hasil obligasi naik tipis setelah data menunjukkan pembangunan perumahan keluarga tunggal di AS meningkat pada September, yang mendukung pandangan bahwa The Federal Reserve akan tetap mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.
"Kita berada di periode rotasi sektor dan orang-orang mencoba mencari tahu dalam lingkungan baru ini dengan pengaturan ulang suku bunga secara penuh di seluruh kurva, saham mana yang akan berkinerja baik dan saham apa yang akan menderita," kata Rick Meckler, partner di Cherry Lane Investments, sebuah kantor investasi keluarga di New Vernon, New Jersey.
Menurut Meckler, perusahaan-perusahaan yang memiliki pinjaman besar mengalami kesulitan dalam situasi pasar seperti ini.
Imbal hasil yang lebih tinggi dari obligasi AS yang bebas risiko mengurangi daya tarik saham.
Investor khawatir terhadap dampak dari konflik Israel-Hamas yang dimulai pada 7 Oktober lalu.
Saham Procter & Gamble naik 2,6 persen setelah penjualan kuartalan melampaui ekspektasi pasar. Sedangkan saham United Airlines Holdings anjlok setelah perusahaan memperkirakan laba kuartal keempat yang lebih rendah karena biaya yang lebih tinggi. Indeks S&P 500 passenger airlines turun 5,6 persen.
Sementara itu, saham Morgan Stanley anjlok 6,8 persen. Sedangkan saham Tesla turun 4,8 persen dan saham Netflix melemah 2,7 persen.
Laporan kinerja perusahaan-perusahaan lainnya akan dirilis dalam beberapa hari mendatang seiring dimulainya musim laporan keuangan kuartal ketiga.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 10,48 miliar saham dibandingkan dengan rata-rata 10,45 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Jumlah saham-saham yang turun melebih jumlah saham yang naik dengan rasio 4,67 : 1, sedangkan untuk Nasdaq rasionya 3,33 : 1.
S&P 500 mencatatkan 12 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 25 titik terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 25 titik tertinggi baru dan 252 titik terendah baru.
Sumber: Reuters
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023