Perempuan, mendominasi hingga 80% pengelolaan kebun kopi di Sumatra Utara, namun mereka jarang dilibatkan dalam berbagai pelatihan atau peluang peluang pengembangan diri lainnya. Selama lebih dari tiga tahun, IFC bekerja sama dnegan PT Indo CafCo telah melatih 6,000 petani termasuk 1,600 petani perempuan dalam praktek-praktek pertanian yang terpuji. Berkat pelatihan tersebut, para petani kini telah mampu memproduksi biji-biji kopi dengan jumlah yang lebih banyak dan kualitas lebih baik, yang bisa mereka jual dengan harga yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan pendapatan mereka.
"Di Sumatra Utara, perempuan memainkan peranan penting. Merekalah yang bekerja di kebun setiap hari untuk menghasilkan biji kopi," ujar Melanie Landthander, Sustainable Manager of PT Indo CafCo. "Mengajarkan para perempuan tentang teknik-teknik pertanian yang baik adalah kunci dalam meningkatkan produktivitas mereka di kebun kopi."
Sebuah survey yang dilakukan oleh IFC terhadap para petani kopi di Sumatra Utara menunjukkan bahwa pelatihan yang dihadiri oleh peserta pria dan wanita dilaporkan mengalami peningkatan produktivitas hingga 102%, sementara kelompok yang dihadiri oleh peserta pria hanya mengalami peningkatan produkitvitas sebanyak 82%. Di lain sisi, para petani yang tidak mendapatkan pelatihan dari ECOM-IFC dilaporkan hanya mengalami peningkatan sebesar 34% dalam hal produktivitas.
"Proyek yang dilaksanakan oleh IFC dan PT Indo CafCo di Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara ini membuat kami semua sadar bahwa melengkapi petani perempuan dengan praktek-prakter pertanian yang terpuji dapat membantu kami meningkatkan jumlah panen dan kualitas biji kopi," ujar Ir. Amran Sinaga, Kepala Dinas Perkebunan, Kabupaten Simalungun.
Untuk mendorong keterlibatan para wanita, IFC dan PT Indo CafCo memanfaatkan para pelatih perempuan dan juga sukarelawati untuk menjangkau beberapa kelompok perempuan dan ketua kelompok tani, dan menyesuaikan waktu pelatihan sesuai dengan kebutuhan mereka. Kemitraan ini juga menghasilkan materi-materi pelatihan yang spesifik berkenaan dengan aspek gender dan memperkenalkan mekanisme pengelolaan keuangan sederhana untuk membantu para petani perempuan yang sering bertanggungjawab dalam pengelolaan keuangan rumah tangga, pendokumentasian dan analisa pengeluaran baik untuk rumah tangga maupun perkebunan.
"Memberdayakan perempuan dalam sektor-sektor penting seperti agribisnis telah menjadi salah satu fokus strategis IFC," ujar Sarvesh Suri, Country Manager IFC di Indonesia. "Berdasarkan pengalaman kami, mendukung perempuan dalam beberapa program pelatihan akan memenuhi kebutuhan mereka dan meningkatkan pendapatan keluarga terutama di wilayah pedesaan."
Tentang IFC
IFC, anggota Kelompok Bank Dunia, merupakan institusi pembangunan global terbesar yang berfokus sepenuhnya pada sektor swasta. Kami membantu negara-negara berkembang meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dengan membiayai investasi, memobilisasi kapital di sektor finansial internasional, serta memberikan jasa pendampingan teknis kepada perusahaan dan pemerintah. Pada tahun fiskal 2012, nilai investasi kami mencapai $20 milyar, yang merupakan nilai tertinggi dalam sejarah IFC, guna meningkatkan peran sektor swasta dalam menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong inovasi, dan mengatasi tantangan pembangunan yang paling kritis. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.ifc.org.
Tetap Terhubung
- www.ifc.org/eastasia
- www.twitter.com/IFC_EAP
- www.facebook.com/IFCindonesia
- www.facebook.com/IFCwbg
- www.youtube.com/IFCvideocast
Kontak:
IFC Jakarta
Novita Patricia Wund
Phone: (+62) 8118 400438
E-mail: NWund@ifc.org
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2013