"Bahan bakar juga dibutuhkan untuk generator rumah sakit, ambulans, dan fasilitas-fasilitas desalinasi," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa pada Kamis waktu setempat.
"Kami mendesak Israel agar menambahkan bahan bakar ke dalam pasokan penyelamat jiwa yang diizinkan masuk Gaza," kata Tedros.
"Kami tengah bekerja sama dengan Masyarakat Bulan Sabit Merah Mesir dan Palestina guna mengirimkan pasokan kami ke Gaza segera setelah pintu lintas batas Rafah dibuka."
Berkaitan dengan serangan udara mematikan di Rumah Sakit Al-Ahli Baptist di Gaza utara, yang menewaskan ratusan orang dan melukai banyak orang, Tedros menyebut tindakan tersebut tak bisa ditolelir.
Baca juga: Biden ajukan anggaran darurat untuk perkuat militer Israel
"Terlepas siapa yang bertanggung jawab, (serangan ke rumah sakit itu) tidak bisa ditolelir," kata dia.
Peluru dan bom bukanlah solusi untuk situasi ini, kata Tedros.
Dia menegaskan satu-satunya solusi adalah lewat dialog, kesalingpahaman, dan perdamaian.
Sedekitnya 471 orang tewas dan 342 terluka akibat serangan udara Israel di sebuah rumah sakit di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza. Israel membantah bertanggung jawab atas serangan udara tersebut.
Gaza, yang tengah menghadapi serangan bom dan blokade besar-besaran, mengalami krisis kemanusiaan akut akibat ketiadaan listrik. Sementara air, makanan, bahan bakar, dan pasokan medis kian menipis.
Baca juga: Trudeau enggan tunjuk pihak yang bom rumah sakit di Gaza
Sumber: Anadolu
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023