Pusat konservasi di Kuta lepas 16.000 tukik

8 Juni 2013 15:13 WIB
Pusat konservasi di Kuta lepas 16.000 tukik
Tukik (FOTO ANTARA/Iggoy el Fitra)
Kuta (ANTARA News) - Pusat konservasi penyu di kawasan wisata internasional Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Bali, hingga Februari lalu telah melepaskan 16.000 ekor tukik atau anak penyu ke habitatnya.

"Tukik yang dilepaskan ke habitatnya itu merupakan hasil pengentasan di pusat konservasi ini," kata Ketua Satgas Pantai Kuta Gusti Ngurah Tresna di sela-sela acara pelepasan tukik, Sabtu.

Tukik tersebut berasal dari telur penyu yang dikumpulkan di sepanjang Pantai Kuta, Legian sampai Seminyak selama kurun waktu cukup lama.

Dia menjelaskan, selama kurun waktu 2012 pihaknya berhasil menghimpun sekitar 25.000 butir telur penyu dari 242 sarang.

"Dari telur penyu yang dihimpun itu, dalam enam bulan berhasil kami tetaskan 15.910 butir dan tukik (anak penyu) tersebut setelah menjalani masa pemeliharaan kemudian dilepas ke perairan pantai. Sampai Februari 2013 menjadi sebanyak 16.000 ekor," katanya.

Kehadiran pusat konservasi penyu "Kuta Beach Sea Turtle Conservation" itu telah memperkaya objek wisata tersebut, baik sebagai objek kunjungan pendidikan maupun tambahan kegiatan pelepasan tukik yang melibatkan turis.

Telur penyu yang berhasil dihimpun tahun 2012 tersebut melonjak beberapa kali lipat dibandingkan pada 2011 yang terkumpul 8.700 butir dari 87 sarang tersebar di pasir pantai.

"Selama sebelas tahun mengelola pengembangbiakan penyu, kami telah menetaskan sekitar 40.000 telur dan tukik yang telah tumbuh normal semuanya dilepas ke pantai," ujarnya.

Tresna menyebutkan, penyu yang sering datang untuk bertelur di sekitar Pantai Kuta jenis lekang.

Pelepasan tukik digelar Telkomsel yang diikuti oleh mitra kerja, komunitas outlet dan pelanggan setia operator seluler tersebut.

"Sebelum melakukan pelepasan tukik kami bersama melakukan pembersihan di sekitar Pantai Kuta," Head of Telkomsel Area Jawa Bali, Agus Mulyadi.

Kegiatan itu merupakan bagian dari menjaga pelestarian lingkungan di kawasan wisata terkenal di dunia itu.

Pewarta: I Gusti Ketut Agung Wijaya
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013