Hasil survei itu mengindikasikan penurunan dukungan terhadap rencana serangan balasan terhadap milisi Hamas, yang menyandera sekitar 200 orang.
Israel bertekad untuk memusnahkan Hamas sebagai tanggapan atas pembunuhan dan penculikan yang dilakukan kelompok Palestina itu di wilayah selatan pada 7 Oktober.
Israel telah meningkatkan serangan tank dan infanteri bersamaan dengan penembakan besar-besaran di daerah kantong tersebut.
Ketika ditanyakan mengenai apakah militer harus segera meningkatkan serangan darat skala besar, 29 persen warga Israel menyatakan setuju, menurut jajak pendapat yang diterbitkan di surat kabar Maariv.
Namun, 49 persen mengatakan "akan lebih baik untuk menunggu" dan 22 persen ragu-ragu.
Harian itu menyatakan, hasil tersebut kontras dengan jajak pendapat pada 19 Oktober yang menunjukkan bahwa sebesar 65 persen dukungan untuk serangan darat besar-besaran.
"Dari perincian jawaban, terlihat bahwa tidak ada pembagian berdasarkan kubu politik atau demografi, dan hampir dapat dipastikan bahwa perkembangan mengenai sandera, yang kini menjadi agenda utama, berdampak besar pada perubahan ini (menurut opini)," tulis Maariv.
Hamas membebaskan empat sandera selama sepekan terakhir di tengah upaya negara-negara mediator regional untuk mengatur pembebasan skala besar.
Hamas mengatakan sekitar 50 sandera tewas dalam serangan Israel di Gaza.
Seorang mantan sandera mengatakan dia ditahan, bersama dengan orang lainnya, di terowongan bawah tanah Hamas dan kompleks bunker yang menjadi fokus serangan Israel.
Maariv mensurvei sampel yang mewakili 522 orang dewasa Israel. Margin kesalahannya adalah 4,3 persen, kata surat kabar itu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Israel janjikan hadiah bagi warga Gaza yang beri info soal sandera
Baca juga: Warga Israel yang dibebaskan mengaku diperlakukan baik oleh Hamas
Serangan udara Israel tewaskan hampir 5.800 warga Palestina di Gaza
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023