Kementerian Luar Negeri (KLN) Malaysia dalam keterangan tertulisnya diterima di Kuala Lumpur, Sabtu, menyebutkan pengiriman barang bantuan kemanusiaan ke Gaza harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Pemerintah Mesir sebelum dikelola oleh Persatuan Bulan Sabit Merah Mesir, sebagai satu-satunya lembaga pelaksana yang mengatur pengiriman melalui pintu masuk perbatasan Rafah-Gaza.
Dalam perkembangannya, Wisma Putra (KLN) mengatakan, 50 ton bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina di Gaza senilai 7 juta ringgit Malaysia (sekitar Rp23,3 miliar) telah disiapkan untuk dikirim ke Gaza melalui Mesir.
Barang-barang tersebut dikumpulkan melalui kampanye Ops Ihsan oleh lebih dari 40 organisasi non-pemerintah (LSM) lokal pada 21 dan 22 Oktober lalu. Pengiriman pertama dengan pesawat kargo khusus didanai oleh Pemerintah Malaysia.
Pengiriman selanjutnya akan dilakukan melalui jalur laut dan akan dimobilisasi segera setelah rincian terbaru dari lapangan diterima oleh Tim Ops Ihsan ke Kota Ismaliyah, Mesir, dalam waktu dekat.
Hingga Sabtu, Wisma Putra menyebut jumlah sumbangan untuk membantu rakyat Palestina yang terkumpul melalui Rekening Amanah Kemanusiaan Rakyat Palestina (AAKRP) yang dikelola KLN Malaysia mencapai RM23 juta (sekitar Rp76,58 miliar).
Itu termasuk dana yang diterima dari perusahaan yang menjanjikan sumbangan saat upacara penyampaian sumbangan tabung AAKRP pada 19 Oktober lalu di kediaman resmi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Sri Perdana.
Dukungan masyarakat Malaysia kepada rakyat Palestina terus disuarakan. Pada Sabtu siang, aksi berjalan kaki ke depan Kedutaan Besar Amerika Serikat kembali dilakukan oleh ribuan orang peserta Himpunan 10.000 Solidaritas Palestina di Jalan Tun Razak, pusat kota Kuala Lumpur.
Baca juga: PM Malaysia bahas hak warga Gaza dengan Presiden Turki
Baca juga: Malaysia: Negara OKI berupaya hentikan serangan darat Israel ke Gaza
Baca juga: Malaysia mengutuk keras serangan udara Israel di Jalur Gaza
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023