"Seleksi ternak konvensional telah banyak berkontribusi bagi penemuan ternak unggul. Namun kemajuan ilmu biologi molekuler telah berkontribusi lebih baik bagi kemajuan komoditas ternak," katanya di Jakarta, Jumat.
"Pendekatan ini bila diaplikasikan pada ternak sapi, dapat mengatasi kelangkaan daging sapi," kata Endang dalam orasi pengukuhan dirinya sebagai Profesor Riset Bidang Bioteknologi.
Menurut Endang, implementasi teknologi molekuler atau yang disebut teknik marker lebih efektif dan efisien karena tidak melibatkan banyak populasi ternak dan tenaga lapangan dalam proses pengujian.
"Dengan teknologi molekuler ini, kita tidak perlu menunggu pada generasi ternak turunan keempat hingga kelima untuk melihat sifat unggul ternak," ujarnya.
Hasil seleksi ternak sapi dengan sifat unggul menggunakan teknik itu, ia menjelaskan, selanjutnya bisa disebarkan ke para peternak supaya mereka bisa memelihara ternak lokal dengan produktivitas yang lebih tinggi.
"Bila ternak sapi meningkat, kebutuhan daging sapi nasional pun akan dapat tercukupi dengan baik," kata Endang.
Ia menambahkan, penggunaan teknologi molekuler untuk seleksi ternak dengan sifat unggul memiliki ketepatan tinggi karena berbasis pada analisis DNA.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013