Jadi, memang besar harapan pemerintah mendorong banyak event, banyak pertunjukan seni dan budaya, sektor pariwisatanya didorong. Jadi, belanja masyarakatnya juga meningkat
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai konsumsi rumah tangga perlu terus digenjot seiring dengan optimisme kelompok menengah ke bawah yang mengalami penurunan.
Menurut Bhima, penurunan optimisme tersebut berdampak terhadap kontribusi konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2023 yang mencapai 2,63 persen year on year (yoy), lebih kecil dibandingkan kontribusi pada kuartal II-2023 lalu yang sebesar 2,77 persen (yoy) dan kuartal III-2022 yang sebesar 2,81 persen (yoy).
"Hal ini dipengaruhi oleh tekanan meningkatnya kebutuhan pokok, kesempatan kerja yang terbatas, serta kendala keterjangkauan kepemilikan rumah dan sensitivitas terhadap suku bunga,” ujar Bhima saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Sementara itu, kelompok menengah ke atas terlihat memiliki akumulasi nilai tabungan yang semakin besar. Namun, sebagian besar dari mereka cenderung enggan mengalokasikan dana tersebut ke belanja konsumsi.
“Lebih banyak yang memilih menyimpannya di perbankan, menganggapnya sebagai aset yang lebih aman,” kata Bhima.
Bhima menyampaikan, tantangan utama terletak pada bagaimana merangsang kelompok menengah ke atas untuk lebih aktif dalam belanja dan berinvestasi, sehingga dapat memberikan dorongan tambahan pada pertumbuhan ekonomi.
Walaupun konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi, segmentasi rumah tangga menghadapi tantangan yang berbeda.
Sehingga, Bhima menilai terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga pada kuartal IV tahun 2023, dengan memanfaatkan momentum libur Natal dan Tahun Baru 2024.
“Jadi, memang besar harapan pemerintah mendorong banyak event, banyak pertunjukan seni dan budaya, sektor pariwisatanya didorong. Jadi, belanja masyarakatnya juga meningkat,” kata Bhima.
Selanjutnya, menurut Bhima, peningkatan konsumsi rumah tangga juga dapat dilakukan dengan menjaga stabilitas politik dan memastikan inflasi tetap stabil, terutama inflasi pangan.
“Kemudian, harga BBM-nya bisa lebih stabil sampai akhir tahun dan terus mendorong pembukaan lapangan pekerjaannya,” kata Bhima.
Baca juga: BPS: Ekonomi RI tumbuh 4,94 persen pada kuartal III-2023
Baca juga: BPS : Manufaktur sumber terbesar pertumbuhan ekonomi RI kuartal III
Baca juga: BPS: Pertumbuhan ekonomi Indonesia bagian timur tinggi dan impresif
Pewarta: Putri Hanifa
Editor: Citro Atmoko
Copyright © ANTARA 2023