"Banjir Benanain dengan ketinggian satu hingga dua meter memporakporanda 36 desa di wilayah di tiga kecamatan di kabupaten Malaka Nusa Tenggara Timur. Banjir yang kesekian kalinya ini adalah terbesar sejak pertama pada tahun 2000 lalu," katanya ketika dihubungi di Betun, ibu Kota Kabupaten Malaka, Senin.
Ia mengatakan hingga Minggu, malam, lokasi terparah terkena dampak banjir adalah desa Motaulun, Maktihan, Umatoos, Lasaen, Fafoe, Sikun dan Desa Naas di Kecamatan Malaka Barat Kabupaten Malaka.
"Kali ini puluhan rumah hanyut terbawa banjir dan ratusan rumah tak layak huni karena rusak diterjang banjir kiriman dari dua kabupaten yakni Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Timor Tengah Selatan," katanya.
Saat ini katanya, ratusan warga mencari selamat dengan mengungsi ke wilayah yang dipastikan tak terkena dampak banjir benanain.
Menurut Herman Naiulu, pihaknya kewalahan karena desa-desa tersebut terjebak dengan banjir hingga ruas jalan yang menghubungan wilayah-wilayah itu terputus, sehingga menyulitkan akses dari dan ke desa-desa tersebut untuk menyalurkan banttuan.
"Dalam keterbatasan tenaga yang ada di kabupaten baru ini, karena Satuan Perangkat Kerja Daerah yang harusnya ada, belum terbentuk semuanya, pihaknya dibatasi oleh ruang gerak karena jalan menuju ke daerah rendalamn banjir terputus," katanya.
Meski demikian, pihaknya terus berusaha untuk memberikan pertolongan, sambil terus melakukan komunikasi dengan kabupaten induk dan instansi terkait di Provinsi untuk bala bantuan tenaga dan bantuan kemanusiaan lainnya.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial NTT untuk mengirimkan bantuan langsung ke lokasi bencana ke Malaka, untuk membantu meringankan beban masyarakat setempat," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT, Tini Thadeus, dihubungi terpisah membenarkan kesulitas tersebut dan saat ini telah mengirim tim ke lokasi bencana untuk melakukan tindakan penyelamatan dan tanggap darurat guna menolongg para korban.
Ia mengatakan setiap kali terjadi banjir, Kecamatan Malaka Barat paling parah dilanda banjir akibat hujan lebat di hulu sungai dan daerah dataran tinggi di wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara dan Timor Tengah Selatan, hingga terjadi luapan banjir.
Luapan banjir dari Sungai Benanain ini tidak hanya merendam lahan pertanian rakyat, tetapi juga rumah-rumah penduduk, sehingga mengakibatkan ratusan orang harus meninggalkan kampung halamannya dan mengungsi di tempat-tempat yang dianggap aman dari banjir.
Malaka merupakan daerah otonom baru hasil pemekaran dari Kabupaten Belu pada April 2013. Wilayah tersebut merupakan salah satu lumbung pangan bagi Kabupaten Belu selama ini.
Sungai Benenain kembali meluap dan merendam sejumlah desa di hilir Sungai Benenai, Kabupaten Malaka, karena empat sungai besar di kawasan cagar alam Mutis meluap, akibat hujan yang terus mengguyur wilayah Timor itu selama beberapa waktu terakhir.
"Banjir kiriman berasal dari sungai Noelbesi, berhulu di Desa Tasinifu, Kabupaten Timor Tengah Utara, semuanya bermuara ke hilir sungai Benenain di Kabupaten Malaka hingga meluap dan menerjang perkampungan penduduk," katanya.
Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013