Tbilisi (ANTARA News) - Georgia semakin dekat dengan keanggotaan penuh NATO namun reformasi penting masih harus dilakukan sebelum negara itu bergabung dengan organisasi tersebut, kata Sekretaris Jendral Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Anders Fogh Rasmussen, Rabu.Georgia semakin dekat namun masih ada pekerjaan yang harus dilakukan."
"Georgia semakin dekat namun masih ada pekerjaan yang harus dilakukan," kata Rasmussen kepada wartawan pada jumpa pers bersama dengan Perdana Menteri Georgia Bidzina Ivanishvili di Tbilisi, lapor AFP.
Kunjungan dua hari Rasmussen ke Georgia merupakan yang pertama sejak koalisi Impian Georgia pimpinan milyarder Ivanishvili mengalahkan partai kubu Presiden Mikheil Saakashvili, sekutu AS, dalam pemilihan umum parlemen pada Oktober.
Ivanishvili menjadikan normalisasi hubungan dengan Rusia -- yang terlibat dalam perang singkat dengan Georgia pada 2008 -- sebagai prioritas kebijakan luar negerinya namun juga berjanji melaksanakan kebijakan pro-Barat Saakashvili.
Moskow sangat menentang upaya Georgia menjadi anggota NATO -- yang diluncurkan pada 2008 -- yang dianggapnya sebagai upaya Barat untuk melampaui lingkup pengaruh tradisionalnya.
Georgia mengirim sekitar 1.550 prajurit sebagai bagian dari Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) di Afghanistan, yang menjadikan negara kecil Kaukasus itu sebagai penyumbang terbesar non-NATO bagi misi itu.
NATO sebelumnya mengungkapkan kekhawatiran atas banyaknya penyelidikan terhadap para pejabat dalam pemerintahan Saakashvili yang disebut presiden itu sebagai perburuan politis.
Mantan Perdana Menteri Vano Merabishvili, sekutu utama Saakashvili, saat ini dipenjara sambil menunggu persidangan atas tuduhan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Saakashvili terlibat dalam pertikaian politik dengan Ivanishvili hingga Oktober, ketika masa jabatan kedua dan terkhirnya berakhir. (M014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013