Pelantun Isn't She Lovely yang menyandang tunanetra sejak lahir itu melobi 600 perunding dari 186 negara, kata World Intellectual Property Organization (WIPO) seperti dikutip Reuters.
"Ini adalah warisan, hadiah untuk generasi mendatang. Mari kita buat kesepakatan yang membuka pintu untuk harta tertulis dan bergerak menuju masa depan yang tidak menghambat pengetahuan dan kebudayaan," kata Wonder, melalui video yang disiarkan saat pertemuan itu.
"Mari jadikan ini Signed, Sealed, Delivered, I'm Yours'," katanya mengutip salah satu lagu populernya. "Lakukanlah dan saya akan datang ke Marrakesh dan kita rayakan bersama."
Konser Wonder yang diadakan di Palais de Congres itu terbatas untuk peserta konferensi dan akan diadakan Jumat pekan ini (28/6).
Perjanjian tersebut bertujuan mengatasi masalah hak cipta yang menghalangi akses menerbitkan karya dalam format yang mudah diakses para penyandang disabilitas.
Perjanjian itu perlu diratifikasi negara peserta agar mengadopsi hukum yang memungkinkan reproduksi dan distribusi karya dalam format Braille, teks cetak besar, dan buku audio.
Perjanjian yang dikenal dengan "Perjanjian Marrakesh" itu berlaku bila 20 negara pesera PBB telah meratifikasinya.
"Ini adalah perjanjian yang imbang dan merupakan artbitrasi yang sangat baik dari beragam kepentingan dan berbagai pemangku kepentingan," kata Direktur Jendral WIPO Francis Gurry.
Penerjemah:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013